Berita NTT

Dari Pecahan Kaca Jadi Berkah: Kisah M. Chodri, Warga Jombang yang Ekspor Produk ke 10 Negara

Limbah kaca yang biasanya berakhir di tempat sampah bisa berubah menjadi perhiasan bernilai seni tinggi dan menyumbang devisa negara.

Editor: Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM/TARI RAHMANIAR ISMAIL
M. Chodri pelaku usaha manik-manik limbah kaca yang mengikuti ajang Misi Dagang Jawa Timur – Nusa Tenggara Timur di Kota Kupang. 

Ringkasan Berita:
  • M. Chodri, pengrajin asal Jombang, Jawa Timur, mengubah limbah kaca menjadi manik-manik handmade bernilai seni tinggi yang diminati di 10 negara
  • Usaha yang dimulai sejak 1979 kini melibatkan 1.300 pekerja dan melestarikan motif budaya lokal seperti Kenyah dan Anahida.
  • Dalam ajang Misi Dagang Jatim–NTT di Kupang, manik-manik Chodri menarik perhatian dengan transaksi awal Rp10 juta.

 

 

Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Tari Rahmaniar Ismail

POS-KUPANG.COM, KUPANG – Limbah kaca yang biasanya berakhir di tempat sampah bisa berubah menjadi perhiasan bernilai seni tinggi dan menyumbang devisa negara.

Di tangan terampil M. Chodri, pengrajin asal Jombang, Jawa Timur, pecahan kaca disulap menjadi manik-manik handmade yang kini diminati hingga 10 negara, termasuk Spanyol, Amerika Serikat, dan Jepang.

Berawal dari peristiwa sederhana piring pecah di rumah Chodri justru melihat peluang. 

“Waktu itu saya lihat kaca pecah, terus saya bakar-bakar, ternyata bisa dilebur dan dibentuk lagi. Dari situ lah awalnya,” ujarnya saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, Kamis (6/11).

Baca juga: Misi Dagang Jawa Timur dan NTT Cetak Transaksi Tertinggi Rp 1,75 Triliun

 

 

Kini, usahanya yang berdiri sejak 1979 telah melibatkan 1.300 pekerja dan bertahan hingga tiga generasi. Semua produknya dikerjakan tanpa cetakan, dilukis di atas api satu per satu.

“Semua handmade, dilukis di atas api tungku sehingga warna dan bentuknya menyatu alami,” ujarnya. 

Produk buatannya tak hanya bernilai estetika, tapi juga sarat makna budaya. Motif-motif khas seperti Kenyah dari Kalimantan hingga Mutisala dan Anahida dari Sumba turut dilestarikan dalam setiap manik-manik kaca.

“Selain menyelamatkan lingkungan dengan mendaur ulang limbah kaca, kami juga membuka lapangan kerja dan menjaga warisan budaya lewat karya ini,” ujar Chodri.

Dalam ajang Misi Dagang Jawa Timur – Nusa Tenggara Timur yang digelar di Kupang, produk manik-maniknya langsung mencuri perhatian. 

“Baru beberapa jam, transaksi sudah sekitar Rp10 juta dari delapan pembeli. Masih ada pesanan online juga,” ungkapnya.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved