Berita Ende

Penguasa Langit Flores Terancam Punah, Tinggal 100 Pasang

Program penelitian dan adopsi sarang Burung Elang Flores di Kecamatan Wolojita, Selasa 30 November 2021 disambut antusias menyelamatkan Elang Flores.

Editor: Egy Moa
TRIBUN FLORES.COM/ORIS GOTI
Grand launching penelitian dan adopsi sarang Burung Elang Flores di Kecamatan Wolojita, Kabupaten Ende, Selasa, 30 November 2021. 

Tim memberikan keterampilan dan peningkatan kapasitas kelompok dalam hal pencatatan data di lapangan dalam bentuk pelatihan penggunaan teropong, teknik fotografi burung serta berbagai skills lainnya.

Untuk menguatkan citizen science ini dibuat pula aplikasi mobile untuk mencatat data habitat, merekam informasi pohon penting, sarang bagi Elang Flores serta simpul database pengamatan catatan perjumpaan.

Baca juga: BNN NTT Gerebek Pengusaha Ende dengan Paket Narkoba di dalam Mobil

"Selanjutnya kami juga melakukan ekoliterasi Elang Flores di SDK Wolojita," jelasnya.

Kegiatan tersebut, untuk membangun pengetahuan dan kesadaran sejak dini mengenai burung Elang Flores.

"Kami membuat sebuah perangkat berupa activity book Elang Flores, sebuah media bergambar dengan ilustrasi menarik yang diselingi dengan aneka permainan di dalamnya," ujar Erwin.

Erwin mengakui antusiasme siswa dan tenaga pendidik begitu tinggi. "Kami berharap ke depannya buku ini dapat dijadikan salah satu muatan lokal pendidikan konservasi yang berada di dalam kurikulum sekolah," kata Erwin.

Baca juga: DPC PDIP Ende Gulirkan 18 Nama Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Ende

Selanjutnya yang tak kalah penting lanjut Erwin, yaitu pihaknya telah melakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat khususnya kelompok tenun ikat.

Pihaknya mendorong kelompok tenun ikat untuk membuat atau menciptakan motif baru yaitu motif Elang Flores.

Dengan terciptanya motif ini, pihaknya ingin mencoba mensinergikan, mengikat dan menyatukan antara budaya dan pelestarian Elang Flores.

Motif Elang Flores yang berada di tenun ikat, sebagai simbolisasi keterikatan yang kuat Elang Flores dan masyarakat.

Baca juga: BKKBN Ende Susun Grand Design Pembangunan Kependudukan 2025-2045

"Kami juga perlu sampaikan bahwa kami juga telah mengkomunikasikan karya tenun ikat motif Elang Flores ini kepada Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi NTT (Dekranasda). Mereka siap untuk membeli tenun ikat motif Elang Flores karya mama-mama penenun dari Wolojita,"ungkapnya.

Selain itu kata Erwin, akan ada bantuan peralatan pemantauan elang seperti teropong binocular, kamera digital, GPS serta sejumlah peralatan lainnya, yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk memantau keberadaan dan aktifitas Elang Flores di Wolojita.

Pihaknya berterima kasih kepada sejumlah pihak, diantaranya Airnav Indonesia, Pemda NTT dan masyarakat yang telah berkenan bersinergi bersama pihaknya untuk mewujudkan terlaksananya program adopsi sarang Elang Flores.

Sekretaris Badan Standarisasi Instrumen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Nur Sumedi, mengatakan kehadiran pihaknya merupakan bentuk nyata kepedulian terhadap kelestarian salah burung pemangsa (raptor) yang paling terancam di Indonesia itu.

Baca juga: Erik Rede Raih Suara Mayoritas Pemilihan Wakil Bupati Ende

Sumedi mengatakan, Elang Flores kerap berkonflik dengan masyarakat. Burung ini kerap menerkam ayam-ayam milik masyarakat yang berkeliaran di kampung.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved