Aksi Tak Senonoh di Matim
Polisi Tetapkan Pria di Manggarai Timur Tersangka Dugaan Kasus Asusila Terhadap Bocah Disabilitas
Kini pelaku Eren sudah diamankan di ruang tahanan Polres Manggarai Timur untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.
Korbannya adalah anak dibawa umur.
Kepala Desa setempat, Herman Jehadut, mengatakan, kasus persetubuan anak dibawa umur disana bukan hanya terjadi kali ini saja. Tapi sudah ada kasus sebelumnya, korbannya masih dibawa umur.
Kata Herman, korban dalam kasus ini seorang gadis berusia 16 tahun yang merupakan pelajar sebuah SMP. Meski demikian, kasus ini didiamkan saja dan tidak diselesaikan secara hukum.
"Kasus ini dibawa umur korbanya masih umur 16 tahun, masih SMP tapi dia diamkan. Maka analisa saya ini berarti setuju sama setuju ini,"ungkap Herman ketika dihubungi TRIBUNFORES.COM, Minggu 6 Februari 2022.
Saat itu, kata Herman, sempat diminta untuk diselesaikan di desa, namun ia menolak.
Baca juga: Theresia Wisang Kecam Pelaku Aksi Tak Senonoh di Manggarai Timur, Minta Polisi Usut Tuntas
Kecuali, kasus tersebut sesama orang dewasa dimungkinkan untuk diselesaikan secara kekeluargaan.
Herman juga merasah heran, karena kasus persetubuan anak dibawa umur selalu terjadi di desa yang ia pimpin itu.
"Disini tumbuh macam jamur di musim hujan saja kasus ini, aih, saya tidak mengerti lagi masyarakat ini,"ungkapnya dengan nada kesal.
Karena itu, Herman meminta kepada aparat kepolisian dan LSM yang bergerak di bidang perlindungan perempuan dan anak untuk terus melakukan sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat, agar kasus yang sama tidak kembali terjadi.
Respon Yayasan Mariamoe Peduli
Sebelumnya, seorang bocah tiga tahun di Kecamatan Rana Mese Kabupaten Manggarai Timur menjadi korban aksi tak senonoh.
Korban diketahui merupakan penyandang disabilitas, Tuna Runggu Wicara (tidak bisa bicara dan tidak bisa mendengar).
Terduga pelaku adalah, I (20) yang merupakan tetangga korban.
Praktisi Psikologi Yayasan Mariamoe Peduli (YMP), Albina Redempta Umen, menjelasakan tren kekerasan pada anak akan cenderung naik pasca pandemi Covid-19, termasuk aksi tak senonoh, bunuh diri, kriminalitas anak dan lain-lainnya.
Baca juga: Bocah Disabilitas di Matim Jadi Korban Aksi Tak Senonoh, Ini Respon Bupati Manggarai Timur
Menurut Albina, hal ini menjadi subur karena ada stress sosial yang akut selama masa pandemi ini. Pencetusnya bisa karena ekonomi, teknologi, pemutusan hubungan kerja, atau frustrasi.