Aksi Tak Senonoh di Manggarai

Update Kasus Tak Senonoh Bocah 6 Tahun di Manggarai, Ini Kata Polisi

"Yang pasti sekarang masih proses pengumpulan bukti-bukti supaya menjadi terang tindak pidana yang dilaporkan,"ungkapnya.

Editor: Gordy
TRIBUNFLORES.COM/CHARLES ABAR
ILUSTRASI - Polres Manggarai di Kota Ruteng Kabupaten Manggarai, Selasa 15 Maret 2022. 

"Setelah lapor di polisi,kami tidak menerima surat dari kepolisian,"ungkap ayah korban kepada TRIBUNFLORES.COM,Senin 14 Maret 2022.

Ia memohon keadilan kepada penegak hukum Polres Manggarai agar terduga pelaku ditangkap dan masalah ini segera di proses sesuai undang -undang yang berlaku.

"Harapan saya agar pihak kepolisian agar persoalan ini cepat di tangani oleh pihak kepolisiam sesuai undang-undang yang berlaku,karena menurut saya ini kasus berat,"ujarnya.

Hingga kini Korban masih sakit dan sedang berada di RS Ben Mboy Ruteng untuk mendapatkan perawatan medis.

"Kamis sudah empat hari di sini, masuk tanggal 10 Maret dan anak saya masih sakit,"ujar dia.

Semenjak kejadian ini korban mengalami perubahan secara mental, dari anak yang semangat kini menjadi takut.

"Selama sudah kejadian ini anak saya selalu merasa kaget, walau saya hanya membuka pintu dia merasa takut,"ungkap dia.

Baca juga: Inspirasi Lintas Budaya Hari Ini, Kamu Semua Adalah Saudara

Tidak Ramah Anak

Sebelumnya, maraknya kasus kekerasan terhadap anak di Manggarai raya menjadi perhatian berbagai kalangan termasuk Psikolog, Jefrin Haryanto.

Menurut Jefrin, kasus kekerasan seksual yang sering terjadi di Manggarai bukan hal baru. Ini menjadi perhatian bersama.

"Sejujurnya saya tidak kaget dengan kasus seperti ini, karena sudah kami perkirakan dan sudah sering kami ingatkan sejak tahun lalu,"ujar Jefrin kepada TRIBUNFLORES.COM Senin 14 Maret 2022.

Kata dia, berdasarkan studi Yayasan Maria Moe Peduli (YMP) sudah memperlihatkan trend ini dan sudah sering disampaikan ke publik, tapi responnya masih sporadis dan lebih cenderung aksi yang dibuat tidak berbasis akar soal.

"Kota ini sudah tidak ramah buat anak, dan itu fakta,"ujar Jefrin.

Menurut Jefrin, indeks kebahagiaan kita buruk, stress sosial tinggi, pola asuh ada pada level buruk. Dilain sisi respon terhadap situasi ini masih sebatas selebratif dan kebanyakan tagline.

"Respon kita mohon maaf masih selebratif dan kebanyakan taqline, kita sibuk dengan label sekolah ramah anak, kota layak anak, paroki layak anak dan ironisnya angka kekerasan pada anak menaik," ungkap peneliti senior di YMP ini.

Baca juga: Pesona Bukit Batu Purba di Kojadoi Sikka, Tawarkan Keindahan Alam yang Unik dan Menarik

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved