Berita Ende

Tresna Jatuh Cinta Usaha Rumah Makan Se'i Babi, dari Ende Merambah Mbay dan Labuan Bajo

Rumah makan sei babi di Jalan Melati,Kota Ende dibangun tahun 2011 merambah usahanya ke Mbay, Kabupaten Nagekeo tetap eksis ditengah wabah ASF.

Editor: Egy Moa
TRIBUNFLORES.COM/ORIS GOTI
Elisabeth Tresnawati di Rumah Makan Se'i Babi, Jl. Melati, Kelurahan Paupire, Kota Ende, Jumat 18 Maret 2022. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Oris Goti

TRIBUNFLORES.COM, ENDE - Ramah dan murah senyum.Kesan pertama menjumpai Tresna atau Nena di Rumah Makan (RM) Se'i Babi, Jalan Melati, Kelurahan Paupire, Kota Ende, Kabupaten Ende, Jumat 18 Maret 2022.

Tresna percaya, selain cita rasa makanan, suasana yang aman dan nyaman, penting bagi para tamu untuk bisa menikmati makanan dan minuman.

Rumah Makan Se'i Babi yang dikelola oleh Tresna dirintis oleh ibunya pada tahun 2011, didesain sederhana nan menarik dan tampak klasik.

Dinding maupun ornamen sebagian besar dari bambu. Rumah makan ini juga terlihat asri, karena dihiasi berbagai jenis bunga.

Baca juga: Diduga Terlibat Sindikat Pencurian Motor, Polisi Amankan Pelajar Asal Ende di Maumere

"Kualitas makanan, pelayanan dan suasana, selalu kami jaga. Bagi kami ini nomor satu," ujar Elisabeth Tresnawati ini, di sela - sela kesibukannya melayani para pecinta Se'i Babi.

Kecakapan Tresna berkomunukasi dengan para tamu, menjadi nilai tambah. Alumni Sastra dan Bahasa Indonesia Univeristas Sanatha Darma ini, pandai memilih kata dan kalimat saat berkomunukasi dengan tamu.

Dengan bekal ilmu yang ia miliki, Tresna bisa saja memilih pekerjaan lain. Namun, kecintaannya pada memasak membuat Tresna memilih melanjutkan usaha sang ibu. Bagi Tresna, sejatinya ada banyak cara yang bisa dipilih untuk berkarya dan berguna bagi orang lain selama hidup.

Tresna sudah berencana mengembangkan usahanya, ke Mbay, Kabupaten Nagekeo. "Kita sedang konsep," ujarnya.

Baca juga: Rapat Dengan Wapres, Wabup Ende Harapkan Presiden dan Wapres Hadiri Hari Lahir Pancasila

Rumah Makan Se'i Babi ini, menawarkan aneka menu makanan dan minuman. Namun, Se'i Babi adalah menu unggulan. Harganya pun terjangkau.

Menurut Tresna, kualitas rasa, pelayanan dan suasana merupakan alasan utama mengapa rumah makan yang dirintis oleh Ibunya itu tetap bertahan dan berkembang hingga saat ini.

Bahkan, ketika pandemi Covid-19 melanda, Rumah Makan ini tetap eksis, meskipun pelayanan kepada tamu sempat dilakukan dengan sistem antar.

Para tamu pun, terlihat sangat menikmati suasana dan menu makan serta minum. Selesai makan, para tamu masih betah duduk untuk bercerita satu sama lain. Menurut para tamu, menu makan yang mereka nikmati enak dan nyaman di lidah.

Baca juga: Bupati Ende Beberkan Potensi Perikanan Tangkap di Kementrian Kelautan dan Perikanan

"Makanannya enak, enak di lidah. Suasananya juga nyaman dan tempatnya juga bersih," kata Rina salah satu tamu kepada TRIBUNFLORES.COM.

Tresna menceritakan, ketika orangtuanya melihat ada peluang bisnis Se'i Babi di Ende, mereka pun memulainya.

Menurutnya, kala itu belum ada orang yang memulai usaha ini. Dalam perjalanan waktu, ternyata usaha ini sangat digemari oleh warga Ende, bahkan oleh warga dari luar kota Ende. Karena itu, Elisabeth pun banting setir untuk melanjutkan usaha orang tuanya.

“Awalnya karena mama punya hobi memasak, lalu kami memulai dan ternyata peminatnya banyak. Bukan sombong, tetapi Depot Se'i Babi ini adalah yang pertama di Ende," kata Elisabeth mengawali ceritanya.

Baca juga: Rumah Suku Zena di Ende Dibuat dari Kayu Ulin dan Bengkirai Kalimantan

Dalam menopang usaha keluarga Tresna ternak babi sendiri. Nama Depot Se'i Babi Melati Indah pun mulai terkenal dan kunjungan terus meningkat hingga mereka kewalahan melayani para pelanggan.

Dia katakan, depot ini, selalu ramai dikunjungi, meski sudah ada usaha serupa yang muncul. Depot Se'i Babi Melati Indah memroduksi sendiri se'i babi sehingga memiliki kekhasan dan cita rasa yang berbeda.

Tresna Hobi Masak

Mewarisi bakat ibunya, Tresna hobi dan pandai memasak. Ia bukan studi khusus tata boga. Ia memiliki talenta diturunkan dari sang ibu.

Latar belakang pendidikan yang ia miliki tidak menjadi alasan bagi dia untuk melamar kerja di luar rumah atau atau menjadi PNS.

Baca juga: Tak Pupus Asaku oleh Arus Sungai, Kisah Anak Pedalaman Ende Bertaruh Nyawa demi Cita-cita

Melihat peluang yang ada di depan mata, ia langsung banting setir. ia melih menjadi tuan atas diri dan usahanya sendiri, bahkan menjadi orang yang bisa memberikan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Elisabeth mengaku tidak minder menjalankan usaha itu dan selalu melayani konsumen dengan sebaik - baiknya.

"Kembali lagi, semua ini karena hobi masak. Mungkin turun dari mama karena saya tidak pernah kursus memasak atau tata boga. Saya lulusan Sastra,” katanya.

Berkat keuletanya dan dukungan keluarga, ia berani membuka cabang di Kota Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2018. Mulai saat itu, konsentrasinya terbagi dan ia harus membagi waktu antara Ende dan Labuan Bajo. Semua itu selalu dijalankannya dengan semangat dan senyum. 

Dua tahun berlalu, omset usahanya melejit karena paket se'i babi yang menjadi produk unggulannya dan paket lain olahan tangannya cukup tinggi diminati.

Baca juga: Pelajar di Pedalaman Ende Menantang Sungai Demi Cita-cita: Pak Jokowi Tolong Kami

Tresna sempat memikirkan buka cabang lagi di kabupaten lain, namun niatnya itu kandas saat pandemi Covid-19 dan wabah ASF melanda Flores.

Omset usahanya turun karena adanya imbauan dari pèmerintah untuk stay at home saat awal Covid-19 mulai meluluhlantakkan dunia. Apalagi virus ASF yang menyerang ternak babi yang menjadi bahan bakunya. 

Eksis di Masa Covid-19 dan ASF

Tresna menceritakan bahwa saat Covid-19 mulai mewabah di Ende pada awal tahun 2020, pengunjung rumah makannya sepi dan omsetnya anjlok. Ia tidak putus asa dan mencari strategi lain agar usahanya tetap bertahan di tengah Covid. Strateginya adalah melayani dengan sistem delivery order (DO).

Ia bersama karyawannya harus turun ke jalan mengatar paketan dari rumah ke rumah dan kantor sesuai pesanan konsumen. Strategi ini cukup lama Elisabeth jalankan sebelum pemerintah mengeluarkan kebijakan new normal.

Baca juga: Kantor Imigrasi Maumere Monitoring di KSOP Ende

“Awal Covid-19 itu memang tantangan yang berat karena kunjungan terbatas. Stok yang kita siapkan juga terbatas dan omset turun jauh. Kita cari cara lain. Rumah makan tidak menerima pelanggan dan kita layani dengan delivery order. Memang cukup melelahkan, tetapi dijalankan karena usaha dan kebutuhan konsumen,” katanya.

Saat Covid-19 belum berlalu, badai ASF yang menyerang ternak babi pun melanda Flores. Ribuan ternak babi mati dan konsumen ragu mengonsumsi paket se'i babi karena virus ASF. Tresna pusing kepala menjalankan usaha dengan produk unggulan daging babi. 

Seiring perjalanan waktu dan tantangan usaha yang kian menghantui, dia tetap tegar. Ia tetap menjalankan usahanya meskipun ASF terus mewabah. Pengunjung atau konsumennya tetap mampir di Depot Melatih Indah. 

Tresna tidak takut, tetapi yakin usahanya aman karena babi yang dipotongnya bukan dibeli di jalanan. Ia yakin aman dan tidak terkontaminasi ASF, karena babi yang dibelinya itu sudah melalui pemeriksaan dokter di Rumah Potong Hewan (RPH) Nanganesa. Ia yakin karena babi itu sebelum dipotong sudah diperiksa oleh dokter.

Baca juga: Kapolda dan Kapolres Nagekeo Serahkan Bantuan untuk Orangtua Bayi Penderita Hidrosefalus di Ngada

“Kita beli di sana supaya aman dan tidak ada dampak lain. Kita tidak berani beli yang dijual di jalan. Setiap kali beli, pasti ada surat keterangan ternak babi itu sehat dari dokter yang menangani. Kita juga pro aktif kordinasi dan melihat saat pemeriksaan. Jadi, semuanya aman dan tidak ada masalah karena melalui pemeriksaan RPH,” ungkapnya.

Begitulah suka duka dan tantangan Elisabeth mempertahankan usahanya di tengah badai Covid dan ASF. Saat ini, dia kembali mewujudkan mimpinya membuka cabang di kabupaten lain. Salah satu tempat yang sudah dia jajaki adalah Kota Mbay, Kabupaten Nagekeo. Se'i Babi dari dapur Depot Melati Indah akan hadir dan memberikan cita rasa yang berbeda di Kota Mbay. 

Berita Ende lainnya

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved