Berita Flores Timur
Mengenal Ritual Adat Penjemputan Tamu di Desa Waibao, Tanjung Bunga Flores Timur
Penerimaan secara adat ini, hanya bisa dilakukan oleh salah satu suku di desa tersebut yakni Suku Maran. Nama ritual itu Kehirin.
Selendang dan sarung menunjukkan tamu tersebut telah diterima secara sah menjadi anggota Suku Maran.
Minuman tradisional merupakan bagian dari bentuk persahabatan atau menjalin keakraban dengan anggota Suku Maran dan menandakan tamu tersebut boleh menikmati atau mengkonsumsi makanan milik Suku Maran.
Khusus untuk Sarung memiliki makna, tamu tersebut telah menjadi bagian dari anggota Suku Maran.
Bangunan rumah adat memiliki satu panggung dan tak memiliki dinding. Rumah adat tersebut ditopang oleh 12 tiang dengan diameter 30 sentimeter.
Panggung itu akan ditempati oleh tamu jika sudah dipersilahkan masuk ke dalam rumah adat.
Kanis Maran mengungkapkan di atas panggung tersebut, tamu akan dijamu dengan berbagai suguhan yang dimiliki oleh Suku Maran.
Baca juga: BREAKING NEWS: Lakalantas di Manggarai 2 Orang Meninggal Dunia
Kata Kanis, hal ini menujukkan Suku Maran sangat menghormati tamu yang datang dan memberikan padanya posisi yang terhormat dalam anggota Suku Maran.
Kanis Maran mengungkapkan, tata cara kehadiran seorang tamu dalam sebuah rumah pasti lewat pintu rumah bagian depan dan adanya komunikasi.
Untuk itu upacara penerimaan tamu secara adat menandakan bahwa tamu tersebut datang secara terhormat melewati pintu yang benar.
"Artinya tata cara berkunjung itukan ada etikanya, dan upacara ini sebagai bagian dari etika bertamu atau menerima tamu," ungkapnya.
Selain itu juga, sebagai orang yang percaya akan adat, kata Kanis, upacara ini dimaksudkan agar tamu tersebut dapat memperoleh izin resmi dari anggota kampung dan leluhur dalam mengunjungi kampung itu dan melihat serta menikmati isi kampung yang dikunjungi.
"Kitakan percaya adat. Kita buat ritual terima tamu ini karena kita yakini bahwa tiap kampung punya tata aturannya sendiri yang harus dapat peroleh izinan dulu baru dieksplore. Supaya tamu tidak kesulitan maka diadakanlah upacara ini," jelasnya.
Asal usul Suku Maran
Di Daerah Larantuka di Kenal 4 Suku yang menjadi Koten, Kelen, Hurit, dan Maran sebagai raja tuan.
Baca juga: KKB On The Street Bank NTT Sukses Besar, Banyak Warga Bawa Pulang Kendaraan Kesukaan
Keempat suku ini terbentuk dari sebuah komunitas yang bernama komunitas Lewolema. Jika diterjemahkan secara harafiah Lewo artinya kampung dan lema artinya lima. Jika digabungkan menjadi kampung lima atau lima kampung.