Berita Sikka
Ironi Sopir Angkutan Umum di Maumere, Bayar Retribusi Terminal Tapi Parkir Mobil di Jalan Raya
Pemandangan lazim telah berlangsung lama dalam pengelolaan terminal angkutan umum di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Pulau Flores.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paulus Kebelen
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE-Pemandangan lazim yang telah berlangsung lama dalam pengelolaan terminal angkutan umum di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Pulau Flores. Dua terminal dibangun melayani jasa angkutan penumpang.
Di arah timur Kota Maumere dibangun Teminal Lokaria melayani jasa angkutan dari Kota Maumere ke arah timur termasuk angkutan antar kota menuju Kota Larantuka di Kabupaten Flores Timur.
Sebaliknya dari Maumere ke arah barat tersedia Terminal Madawat melayani trayek angkutan pedesaan, selain angkutan antarkota dalam propinsi sampai ke kota-kota tujuan Flores bagian barat.
Meski tersedia terminal dan setiap hari petugas Dinas Perhubungan bertugas di sana, dua terminal tidak dimanfaatkan maksimal. Sudah menjadi kebiasaan pengemudi angkutan pedesaan maupun angkutan dalam kota justru menunggu penumpang di luar terminal.
Baca juga: Terminal Madawat Sikka Tak Terawat, Sampah, Genangan Air dan Lampu Padam
Pengamatan TRIBUNFLORES.COM, Jumat 1 Juli 2022 mendapati kondisi fisik Terminal Madawat tak terawat. Fasilitas pendukung seperti toilet, lampu penerangan, lapangan parkir rusak. Sampah plastik berserakan, ilalang tumbuh subur hingga genangan air mirip kolam dadakan .
Sejumlah sopir memarkirkan angkutanya di sisi badan jalan menunggu penumpang. Bila ada penumpang turun dari sepeda motor ojek atau angkutan kota, para sopir dan kernek bekejaran berebutan mendapatkan calon penumpang.
Mereka menarik tangan calon penumpang dan barang-barang bawaanya seolah tak menghiraukan resiko kecelakaan yang mengintainya.
Seperti pengakuan seorang sopir taksi pedesaan rute Maumere-Nita, mengaku lebih mudah mendapatkan penumpang di luar terminal.
Baca juga: Banjir Bandang Terjang Sikka NTT, Akses Jalan antar Kecamatan Putus
"Penumpang yang menggunakan ojek kan kita bisa tahan, bisa langsung angkat mereka punya barang-barang," ujarnya, Jumat siang.
Ia mengatakan, para sopir angkutan pedesaan bukannya tidak mau memarkirkan kendaraan di dalam terminal, namun mereka hanya mengikuti kemauan penumpang yang meminta turun di jalan.
"Kami bayar retribusi. Kebanyakan penumpang maunya turun di luar," katanya.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sikka, Mauritius Minggo, mengakui kondisi fisik terminal yang tidak terawat.
Baca juga: Warga Kokowahor di Sikka Andalkan Air Hujan
"Memang kondisinya sudah seperti itu. Kita masih berusaha melakukan perbaikan secara bertahap," ujar Maritius di ruangan kerjanya.
Ia mengatakan, pihaknya terkendala anggaran perawatan fasilitas yang biayanya ditaksir bernilai ratusan juta rupiah.