Kisah Inspiratif di Sikka
Kisah Inspiratif, Pria di Sikka 12 Tahun Sewa Tanah Pemerintah Buka Usaha Tambal Ban
"Saya sewa tanah bersama teman saya, tiap tahun kita setor 4 juta itupun tergantung dari naik turunnya harga kalau naik pasti harga naik.
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Salah seorang tukang tambal ban di Kabupaten Sikka, Yonas, berkenan membagikan pengalaman hidupnya mengais rejeki, berbekal sewa tanah milik Pemerintah Kabupaten Sikka.
Ditemui pada Selasa 20 September 2022 di bengkelnya yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman, Maumere, Yonas mengisahkan sudah 12 Tahun ia menyewa tanah milik Pemkab Sikka untuk membuka usaha tambal ban.
Harga sewa tanah yang dibayarkan pada pemerintah perbulan sekitar 4 Juta.
"Saya sewa tanah bersama teman saya, tiap tahun kita setor 4 juta itupun tergantung dari naik turunnya harga kalau naik pasti harga naik, kalau harga turun pasti harga sewanya juga turun," ungkapnya.
Baca juga: Kisah Robertus, Porter di Pelabuhan Lorens Say Maumere, 20 Tahun Kerja, Sebut Alasan Tak Biasa
Alasan Yonas menyewa tanah di dekat jalan umum adalah supaya lebih dekat dengan para pelanggan. Selain itu juga agar usahanya dapat berjalan lancar.
"Saya tinggal di Iligetang di sana saya punya rumah sendiri, saya sewa tanah ini hanya untuk buka usaha saja," ungkapnya.
Meski menyewa tanah milik Pemerintah Kabupaten Sikka, Yonas menuturkan belum pernah mendapatkan bantuan dalam bentuk apapun dari pihak pemerintah.
"Dari pemerintah belum pernah hanya saya pernah pinjam dari Dana KUR di BRI. Sudah 4 kali saya pinjam untuk melancarkan usaha ini," pungkasnya.
Baca juga: Kisah Filemon Puluhan Tahun Jualan Lesung di Sikka, Setiap Hari Pikul Lesung Keliling Kota Maumere
Terkait kelancaran usaha yang baru ia bangun dua tahun belakangan ini, Yonas menjelaskan penghasilan tidak seberapa, hanya berkisar dari 100 hingga 200 Ribu per hari. Itupun tergantung jumlah pelanggan.
Dikarenakan pendapatan yang demikian kecil, Yonas mengaku tak mampu mencukupi kebutuhan. Bahkan, untuk membangun rumah pun dananya ia peroleh dari usaha lain.
"Dulu sebelum saya kerja di tambal ban, saya buka usaha Meja Biliar hanya tidak lancar jadi tutup," terangnya.
Lanjutnya, untuk bertahan hidup dan menopang ekonomi keluarga Yonas harus mencari uang entah lewat pekerjaan apapun yang halal. Dan, menjadi tukang tambal ban jadi pilihan Yonas selama 12 Tahun hingga kini.
Baca juga: Kisah Fransiska Dorong Gerobak Keliling Kota Maumere Jualan Sayur, Biayai Anak Sedang Kuliah
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/flores/foto/bank/originals/kisah.jpg)