Berita Maumere
Flores Bicara : Program KB dan Stunting di Sikka
Kampanye global untuk meningkatkan kesadaran tentang kontrasepsi setiap tahun dirayakan pada tanggal 26 September.
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Kampanye global untuk meningkatkan kesadaran tentang kontrasepsi setiap tahun dirayakan pada tanggal 26 September.
Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan metode pengendalian kelahiran yang tersedia bagi seorang wanita dan pasangannya untuk memungkinkan mereka membuat keputusan yang tepat mengenai kesehatan reproduksi mereka.
Hal ini mendorong pendidikan yang lebih baik terkait seks yang aman dan terlindungi sehingga tidak ada kehamilan yang tidak terencana atau tidak diinginkan.
Diharapkan Hari Kontrasepsi Nasional (Harkona) mendorong peningkatkan kesadaran masyarakat dalam ber-Keluarga Berencana (KB) dengan maksud untuk mengatur kelahiran, menurunkan angka kehamilan yang tidak diinginkan serta untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan seluruh umat manusia akan pentingnya kesehatan reproduksi dalam rangka meningkatkan kualitas hidup.
Salah satu faktor determinan terjadinya stunting adalah jarak kehamilan yang terlalu dekat, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan jarak antar kehamilan yang ideal adalah 2-3 tahun.
Baca juga: Pasang Alat Kontrasepsi, Ibu-Ibu di Maumere Mengaku Lebih Sehat dan Aman
Jika kurang dari 2 tahun maka bisa berdampak bagi kesehatan ibu dan anak. Salah satu dampak secara nutrisi pada jarak kehamilan yang dekat adalah kesempatan untuk memberikan ASI eksklusif pada anak menjadi rendah.
Padahal memberikan ASI eksklusif menjadi langkah awal dalam menyelamatkan anak dari resiko terjadinya stunting.
Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia yaitu 270,20 juta jiwa menurut hasil Sensus Penduduk 2020 (BPS, 2020) isu kependudukan menjadi prioritas penting bagi pemerintah Indonesia. UU No. 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga mengamanatkan penduduk sebagai titik sentral pembangunan berkelanjutan di Indonesia dalam upaya membangun sumber daya manusia yang berkualitas.
Program KB cukup berhasil menekan angka pertumbuhan penduduk. Hal ini terbukti dari perbedaan jumlah penduduk dari hasil Sensus Penduduk 2000 sebesar 280 juta jiwa yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan beberapa ahli sebesar 350 juta jiwa.
Baca juga: Penyuluh KB Sikka Ajak Masyarakat Deteksi Dini Kanker Serviks
Karenanya Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meraih penghargaan tertinggi dunia dalam bidang kependudukan yaitu The 2022 United Nations Population Award (UNPA) atau penghargaan dunia di Bidang Kependudukan tahun 2022 untuk kategori institusi.
Selama 46 tahun Indonesia juga berhasil menurunkan angka fertilitas dari 5,6 menjadi 2,4, meskipun upaya penurunan TFR mengalami stagnasi dalam kurun waktu tertentu. Setelah otonomi daerah di tahun 2001, hasil SDKI 2002 menunjukkan TFR Indonesia sebesar 2,6.
Namun, SDKI 2007 dan SDKI 2012 mencatat angka TFR yang stagnan pada posisi 2,6 (bertahan sekitar 15 tahun). Angka TFR Sikka, menurut PK21 sebesar 3,8. Penurunan fertilitas ini dipengaruhi oleh pengaturan kehamilan dan kelahiran.
Hal ini bisa dilihat melalui meningkatnya pemakaian alat/cara kontrasepsi, namun keadaan Sikka berdasarkan survei PK21 diketahui bahwa peserta KB modern Sikka sebesar 33,4 persen dari jumlah PUS sebesar 12.703 jiwa. Dari PK21 juga diketahui bahwa terdapat 4.208 (11,06 persen) jumlah PUS yang menikah dibawa usia 19 tahun di Kabupaten Sikka.
Baca juga: Dinas P2KBP3A Flores Timur Evaluasi TPK Biar Bekerja Maksimal
Tantangan NTT khususnya kabupaten Sikka juga sangat nyata dalam mewujutkan Sikka yang bebas stunting. Hasil SSGI tahun 2021, prevalensi stunting NTT sebesar 37,8 persen Kabupaten Sikka memiliki prevalensi stunting sebesar 26,6 %. Menurut PPGBM bulan Agustus tahun 2022, prevalensi stunting kabupaten Sikka mengalami penurunan dari 17,2 % (pebruari 2022) menjadi 13,8 % (pada bulan Agustus 2022). Terlepas dari GAP yang cukup besar antara prevalensi stunting menurut ePPGBM dan data SSGI 2021, pemerintah Kabupaten Sikka menargetkan bahwa kabupaten Sikka harus bebas dari stunting. Karenanya Upaya Percepatan Penurunan Stunting perlu dilaksanakan dengan segera.