Berita NTT

Dipasung Selama 2 Tahun, Mensos Risma Lepas Pasung Seorang Anak 12 Tahun di NTT

Pelepasan pasung di kakinya A (12) ini disaksikan oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini melalui via zoom, Kamis 15 Desember 2022.

Editor: Gordy Donovan
POS-KUPANG.COM
LEPAS PASUNG - Menteri Sosial Tri Rismaharini melepaskan pasung di seluruh Indonesia salah satunya termasuk di Desa Wederok Kecamatan Weliman Kabupaten Malaka melalui via zoom, Kamis 15 Desember 2022. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Nofry Laka

TRIBUNFLORES.COM, BETUN- Seorang Desa Wederok Kecamatan Weliman Kabupaten Malaka akhirnya bisa lepas pasung setelah 2 tahun dipasung.

Pelepasan pasung di kakinya A (12) ini disaksikan oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini melalui via zoom, Kamis 15 Desember 2022.

Kegiatan pelepasan pasung ini dilakukan serentak di Indonesia, dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional (HDI) dan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) Tahun 2022.

Dalam arahannya mengatakan, manusia di mata Allah atau Tuhan adalah sama. Sehingga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) butuh perawatan atau pengobatan supaya bisa kembali menjadi normal.

Baca juga: Mensos Risma Serahkan Bantuan Biaya Pengobatan untuk 4 Anak Flores di Kupang

 

"Sesungguhnya mereka punya kemampuan tetapi kita selalu merasa bahwa mereka hanya ada kekurangan. Sebetulnya Allah atau Tuhan menciptakan makhluknya hanya dengan kekurangan saja itu tidak mungkin pastinya ada juga kelebihan," katanya.

"Saya tahu mungkin banyak yang tidak sependapat dengan saya tapi saya percaya bahwa saudara - saudara kita yang katanya disabilitas itu pasti punya kelebihan. Karena itu acara ini kita berharap kita semua masyarakat disabilitas di seluruh Indonesia untuk mereka mampu dan berdaya mengakses apapun mulai dari pendidikan kesehatan hingga masalah ekonomi," tambahnya.

Dikatakannya, kaum disabilitas ini memiliki kemampuan sehingga harus diberi kesempatan untuk mereka. Dan bisa diberi fasilitas bagi mereka untuk berhasil dan sukses.

"Kita harus pastikan mereka harus memiliki hak yang sama berhasil dan sukses," tegasnya.

Kepala Subag Tata Usaha Sentra Efata di Kupang, Pasfikus Kopong Beda, S.Sos.,SH.,MH di lokasi pelepasan pasung Aska mengatakan bahwa berkaitan dengan Hari Disabilitas Internasional dan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional 2022.

Menurutnya, pelepasan pasung Aska ini berkat kerjasama dari Sentra Efata di Kupang dengan Dinas Sosial Kabupaten Malaka. Dan didukung oleh Pemerintah dan pihak TNI-Polri.

"Kegiatan ini setelah pelepasan pasung yang diselenggarakan oleh Kementerian Sosial melalui zoom, Aska terlebih dahulu dimandikan lalu diperiksa kesehatan oleh dokter dan setelahnya diantar Ambulance menuju Rumah Sakit Jiwa di Kupang," ucapnya.

Setelah pasca pelayanan di Rumah Sakit Jiwa kita bawa kembali ke Sentra Efata di Kupang untuk pelaksanaan rehabilitasi sosial.

Baca juga: Bayi di Manggarai Barat Idap Hidrosefalus, Keluarga Pasrah Tak Punya Biaya Berobat

"Setelah kita merasa bahwa atau penerima manfaat ini sudah sembuh kita akan antar kembali ke rumah," ujarnya.

Kita membawa dua pasien yakni Aska dan Helena dari Desa Wederok ini.

"Semoga Tuhan menolong mereka berdua," harapannya.

Sementara Kepala Sentra Efata di Kupang, Supriyono, A.KS, MP mengatakan, negara hadir tentunya untuk membantu yang tidak mampu.

"Kalau ada masalah atau ada orang yang meminta bantuan tentunya kita bantu," demikian. Cuman hari ini pas bertepatan dengan Hari Disabilitas Internasional (HDI) dan kemudian tanggal 20 Desember ada Hari Kesetiakawanan Nasional (HKSN) 2022.

"Kebetulan di bulan Desember iya jadi agenda peringatan HDI dan HKSN. Salah satu agenda adalah pelepasan pasung," jelasnya.

"Jadi selama ini tidak hanya pembebasan pasung tapi juga ada program Indonesia Melihat. Kita bantu sebanyak 110 orang operasi katarak di Kupang. Habis itu program Indonesia Melangkah yakni kita serahkan alat bantu kursi roda tongkat dan program Indonesia Mendengar kita bantu alat pendengarannya," jelasnya lagi.

Acara puncaknya, kata Supriyono, akan berlangsung di Bali bertepatan dengan HKSN.

Terkait dengan Aska yang mau diberangkatkan ke Kupang ia berharap agar secepatnya terbantu dan bisa kembali normal.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Malaka, Folgen Fahik di kesempatan yang sama menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah kegiatan murni kemanusiaan.

Baca juga: Polisi Kesulitan Identifikasi Potongan Jari Manusia dalam Sayur Lodeh di NTT

"Saya sangat berterima kasih kepada Sentra Efata di Kupang dan Ibu Menteri Sosial Tri Rismaharini yang telah peduli sesama kaum disabilitas. Ini sesuatu yang luar biasa semoga dengan bantuan ini Aska dan Helena bisa kembali normal," jawabnya.

Kepala Desa Wederok, Firgilius Tahu Nahak juga menyampaikan terima kasih atas atensi dari Kepala Dinas Sosial yang telah bekerjasama dengan Sentra Efata di Kupang dan Kementerian Sosial untuk membantu Aska.

"Semoga ada jalan dan kesembuhan untuk anak Aska ini," singkatnya.

Yuliana Hoar Seran ibunda Aska ini mengatakan bahwa penyakit ini menyerang anaknya sejak umur Aska menginjak 5 Tahun.

"Aska sempat masuk TK namun tidak sampai selesai karena penyakitnya makin menjadi, sampai terpaksa kakinya dipasung," tutur Yuliana.

Bagaimana tidak dipasung, lanjut Yuliana, Aska bisa melempari rumah warga yang jendela rumahnya ada kaca. Dan mengambil Bahan Bakar Minyak (BBM) warga lainnya untuk mencium aromanya.

"Kalau sudah mencium aromanya pasti ia tenang, tapi terpaksa kakinya dipasung sebab ayahnya Arifanda merantau ke Merauke di Papua," ungkapnya. Supaya Aska bisa mudah dikontrol ia dengan terpaksa harus dipasung.

Kepribadian Aska memang sangat aktif berkomunikasi layaknya orang waras. Yuliana berharap dengan dibawa ke Rumah Sakit Jiwa di Kupang Aska bisa terbantu untuk penyembuhan.

"Semoga anak saya bisa normal sehingga bisa melanjutkan studi," tutupnya memohon. (*)

Berita NTT lainnya

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved