Berita Sikka
Para Nelayan Ladolaka di Palue Buktikan Ada Alat Tangkap Ikan yang Tak Perlu Rusak Lingkungan
Bahkan, tak perlu menggunakan alat yang yang harganya mahal. Cukup dengan alat tangkap sederhana yang biasa digunakan Nelayan
Sebelumnya, penangkapan yang dilakukan adalah dengan memperhatikan bulan sabit. Dan bintang ini adalah ilmu astronomi sederhana para nelayan. “Tapi sekarang itu minim sekali bisa dilakukan, karena kehabisan waktu menunggu, ungkap Bapak Yuven.
Bagaimanapun, niat dan tindakan baik nelayan tradisional untuk tetap ramah lingkungan membuahkan hasil. Ikan-ikan hasil tangkapan nelayan di Ladolaka, yang sekian tahun terakhir sedikit mendapat perhatian dari pemerintah juga, walapun hasilnya belum maksimal. "Ya kami tetap berterima kasih dan bersyukur," katanya.
Setiap tahun, nelayan tuna akan melakukan perjalanan mencari ikan kurang lebih 7 bulan, mulai dari bulan Mei-November. Dan jika dikalkulasikan keuntungan rata-rata nelayan setiap harinya, berkisar antara Rp. 300.00 ribu hingga Rp. 500.000 ribu. “Tapi keuntungan itu tidak kelihatan langsung setiap harinya. Karena dalam satu waktu, bisa saja tidak dapat ikan. Atau hanya satu ekor. Jadi simpanan awal akan diambil kembali untuk membeli perbekalan,” tutur Bapak Yuven.
Laut Adalah Rumah Nelayan
Bagi nelayan Ladolaka, membicarakan laut adalah diskusi soal halaman mereka bertumbuh dan mencari nafkah.
Laut yang bergelombang serta cuaca yang kurang bersahabat merupakan bagian dari dinamika yang tak bisa diubah. “Jadi kami nelayan hanya mempelajarinya dan terus berjuang. Kami kalo tidak kerja istri makan apa dan anak bagimana bisa sekolah?," katanya.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.