Kasus Rabies di Manggarai Timur

Anggota DPRD Manggarai Timur Soroti Penanganan Kasus Rabies, Nilai Tidak Ada Penegakkan Perda

Kasus Rabies di Manggarai Timur. Dalam setahun 2 orang anak di Kabupaten Manggarai Timur meninggal dunia diduga karena digigit anjing penular rabies.

Editor: Gordy Donovan
TRIBUN FLORES.COM/PAULUS KEBELEN
Seekor anjing milik warga. Tahun 2023 ini ada dua anak di manggarai timur menjadi korban gigitan anjing yang diduga rabies. Keduanya meninggal dunia. Anggota DPRD Manggarai Timur Soroti Penanganan Kasus Rabies, Nilai Tidak Ada Penegakkan Perda Penertiban Hewan Peliharaan. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Robert Ropo

TRIBUNFLORES.COM, BORONG - DPRD Kabupaten Manggarai Timur menyoroti penangan kasus rabies di wilaya itu.

DPRD meminta kepada Pemerintah agar serius dan aktif dalam pemberantasan dan pencegahan terhadap kasus rabies di Manggarai Timur.

Anggota DPRD Manggarai Timur Lucius Modo, kepada TRIBUNFLORES.COM, Kamis 25 Mei 2023 malam mengatakan, selama ini penanganan rabies sudah sangat sepi.

Karena itu, Lucius berharap pemerintah aktif kembali tertibkan hewan rabies ini dan adakan vaksin rabies.

Baca juga: Dinkes Manggarai Timur Catat 2 Anak Meninggal Dunia dengan Suspect Rabies Tahun 2023

 

"Pemerintah tidak boleh ongkang-ongkang urus rabies. Harus serius, karena ini soal nyawa manusia," Ujar Lucius.

Anggota DPRD Kabupaten Manggarai Timur, Tarsan Talus, juga mengatakan bicara soal kasus rabies di Manggarai Timur tentu masih menjadi perbincangan hangat dan serius baik di masyarakat maupun di level pemangku kebijakan daerah ini. Karena sebagaimana kita ketahui beberapa waktu lalu ada satu kasus kematian disebabkan gigitan anjing.

"Karena itu, ketika berbicara terkait langkah apa yang akan diambil oleh DPRD, tentu secara kelembagaan kita terus meminta kepada pemerintah agar secara serius dan aktif dalam pemberantasan dan pencegahan terhadap keberadaan rabies di Manggarai Timur," Ujarnya.

Tarsan mengatakan, dalam diskusi pihaknya dengan Dinas Kesehatan beberapa waktu lalu ditemukan data yang cukup mencengangkan adalah bahwa dari beberapa sampel potongan kepala anjing yang dites di laboratorium ternyata positif mangandung virus rabies. Kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan.

"Karena itu, kami selaku penyelenggara pemerintahan daerah baik eksekutif maupun legislatif harus saling mendukung sesuai dengan tupoksi masing-masing untuk mewujudkan Kabupaten Matim yang bebas rabies. Langkah teknisnya tentu diserahkan ke pemerintah daerah, kami pasti mendukung penuh secara politis,"ujarnya.

Tarsan juga mengimbau kepada masyarakat untuk jangan enggan dan takut untuk melakukan vaksinasi terhadap binatang peliharaan yang memang menjadi media penyebaran rabies.

Baca juga: BREAKING NEWS : Seorang Anak di Manggarai Timur Meninggal Dunia, Diduga Digigit Anjing Rabies

Vaksinasi itu dilakukan untuk kepentingan dan kebaikan bersama. Sangat diharapkan dukungan dan kerja sama dari seluruh lapisan masyarakat agar vaksinasi terhadap binatang pengidap rabies dapat terlaksana dengan baik.

Tarsan juga mengatakan, terkait dengan ketersediaan vaksin rabies baik terhadap binatang penular rabies maupun terhadap manusia yang terdampak, tentunya DPRD meminta supaya pemerintah melalui Dinkes untuk selalu menyiapkan vaksin rabies di semua fasilitas kesehatan atau di faskes yang secara teknis memenuhi syarat atau apapun istilah teknisnya.

"Dari hasil diskusi yang kami lakukan dengan Dinas Kesehatan ternyata dari aspek biaya, lebih efisien dan efektif melakukan vaksinasi terhadap binatang peliharaan dari pada vaksinasi terhadap manusia yang terkena dampak atau yang terkena gigitan dari binatang pengidap atau penyebar rabies,"ujarnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved