Kasus Rabies di Manggarai Timur
Anggota DPRD Manggarai Timur Soroti Penanganan Kasus Rabies, Nilai Tidak Ada Penegakkan Perda
Kasus Rabies di Manggarai Timur. Dalam setahun 2 orang anak di Kabupaten Manggarai Timur meninggal dunia diduga karena digigit anjing penular rabies.
"Nah apa yang dilakukan bila saya digigit HPR (hewan penular rabies) yakni pertolongan pertama cucilah gigitan hewan (anjing) dengan sabun /detergent di bawah air mengalir selama 10-15 menit dan bawa ke fasilitas kesehatan terdekat (Puskesmas)," ujarnya.
Lanjut Ani Agas, pencegahan rabies juga dapat dilakukan dengan memberikan vaksin rabies pada hewan peliharaan setiap 1 tahun sekali dalam hal ini menjadi tupoksi dari Dinas Peternakan.
"Sekali lagi apabila ada kasus gigitan HPR kami himbau untuk segera melapor ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR).
Segera cari perawatan medis setelah gigitan atau dicurigai gigitan. Tidak ada pengobatan khusus untuk rabies selain pemberian VAR. Setelah gejala muncul, hal ini hampir selalu fatal. Vaksin dapat mencegah infeksi lebih lanjut,"ujar Ani Agas.
"Intinya jika ada gigitan atau dugaan gigitan setelah dicuci dengan air mnegalir seperti penjelasan saya segera hubungi Puskesmas terdekat atau dapat menghubungi Rabies Center Matim di 081237876926/ 081246281293 dengan melaporkan nama dan alamat domisili pasien,"tegas Ani Agas.
Ani juga mengatakan, saat ini vaksin anti rabies untuk manusia tersedia di 29 Puskesmas yang ada di Kabupaten Manggarai Timur.
Dikatakan Ani Agas, pada tahun 2021 Dinas Kesehatan mulai gencar melaksanakan sosialisasi ke-12 kecamatan terkait bahaya penularan rabies. Dengan harapan masyarakat teredukasi dengan baik tentang bahaya penularan rabies dan bagaimana cara menghindarinya.
Adapun langkah yang dapat dilakukan diantaranya, terang Ani Agas, pertama, perlu ada upaya kerja kolaboratif berbagai pihak dalam hal ini Pemda bersama masyarakat untuk mengontrol populasi hewan penular rabies. Saat ini berdasarkan data dari Dinas Peternakan jumlah populasi hewan penular rabies sebanyak 41.889.
Berdasarkan Perda No 6 tahun 2010 tentang penertibam hewan penular rabies dimana di dalam Perda telah diatur bahwa setiap rumah tangga maksimal memiliki 2 ekor anjing dan harus dalam keadaan diikat dan telah mendapatkan vaksin.
Kedua, masyarakat harus paham dengan baik langkah-langkah pencegahan apabila mengalami kasus gigitan anjing atau HPR lainnya.
"Poinnya adalah jangan anggap remeh gigitan anjing. Gigitan anjing butuh penanganan medis serius," tutup Ani Agas.
Diduga Digigit Anjing Rabies
Sebelumnya, seorang anak perempuan berusia 8,5 tahun di Kabupaten Manggarai Timur meninggal dunia. Diduga menjadi korban gigitan anjing yang diduga rabies.
Berdasarkan informasi, anak itu menghembuskan nafas terakhir di RSUD Borong di Lehong, Kamis 25 Mei 2023 siang sekitar pukul 13.00 Wita.
Informasi terkait meninggalnya anak ini diduga disebabkan diduga digigit anjing rabies ini beredar di group WatsApp.
Dalam video yang berdurasi 29 detik yg dibagikan digroup WatsApp, tampak seorang bocah perempuan sedang terbaring di atas tempat tidur/bad rumah sakit. Tampaknya di mulut dari anak ini keluar cairan berwarna putih diduga busa yang keluar dari mulut. Anak itu tampak bergerak kiri dan kanan.
Dalam caption video ini dituliskan "Tolong yang punya Anjing diikat dan divaksin. Ini sudah 1 korban gigitan anjing meninggal dunia dari wangkung di rumah sakit Lehong jam 1 siang tadi. Waspada dengan Kita punya anak-anak di rumah," tulis caption video itu.
Terkait informasi ini, Sekertaris Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur, Pranata Kristian Agas ketika dikonfirmasi terkait informasi itu kepada TRIBUNFLORES.COM, Kamis sore, membenarkan itu.
"Benar sekali," ujar Ani Agas.
Ani mengatakan, anak itu berusia 8 tahun 5 bulan asal Wangkung, Desa Poco Ri'i, Kecamatan Borong.
Ani Agas juga menerangkan, bahwa anak itu dirujuk dari Puskesmas Lebi ke RSUD Borong dengan riwayat digigit anjing pada tanggal 10 April 2023 lalu. Dari gejala yang ada dugaan klinis mengarah pada rabies.
Pasca digigit anjing, kata Ani Agas, orang tua dari korban tidak pernah membawa anak itu untuk berobat di Puskesmas terdekat dalam hal ini Puskesmas Lebi.
"Perlu kami sampaikan bahwa pada hari ini pasien dirujuk dari Puskemas Lebi ke RSUD Borong dengan riwayat digigit anjing pada tanggal 10 April 2023 dan selama ini tidak pernah berobat ke Puskemas terdekat dalam hal ini Puskesmas Lebi. Dari gejala yang ada dugaan klinis mengarah pada rabies,"ujar Ani Agas.
Ani Agas juga mengatakan, pihaknya sangat menyayangkam sekali atas kejadian itu dan menyampaikan rasa belasungkawa yang terdalam kepaga keluarga yang berduka.
"Kami menyayangkan sekali kejadian ini dan rasa belasungkawa yang terdalam kepada keluarga berduka,"ujar Ani Agas. (rob)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
TRIBUNFLORES.COM/ISTIMEWA
Sekertaris Dinkes Kabupaten Manggarai Timur, Pranata Kristiani Agas.
Kasus Rabies di Manggarai Timur
Dinkes Manggarai Timur
Kadinkes Manggarai Timur
Suspect Rabies Tahun 2023
2 Anak Meninggal Dunia dengan Suspect Rabies
Tribun Flores.com
Anggota DPRD Manggarai Timur
Penanganan Kasus Rabies
Vaksinasi Anjing Rabies Rendah hingga KLB di Sikka, Warga Diimbau Tidak Melepasliarkan Anjing |
![]() |
---|
BREAKING NEWS : Seorang Anak di Manggarai Timur Meninggal Dunia, Diduga Digigit Anjing Rabies |
![]() |
---|
Pariwisata di Lewomada Sikka Tak Terpengaruh Kasus Rabies |
![]() |
---|
Begini Penjelasan Dokter Asep Purnama Cara Penanganan Setelah Digigit Hewan Penular Rabies |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.