Berita Manggarai
Festival Golo Curu 2023, Pegiat Seni Harap Seni Tradisional Jadi Daya Tarik Wisata di Manggarai
Prade budaya salah satunya seni tradisonal turut meriahkan Festival Golo Curu Maria Ratu Rosari di Kota Ruteng, Kabupaten Manggarai.
Penulis: Charles Abar | Editor: Cristin Adal
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Charles Abar
TRIBUNFLORES.COM,RUTENG- Prade budaya salah satunya seni tradisonal turut meriahkan Festival Golo Curu Maria Ratu Rosari di Kota Ruteng, Kabupaten Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
Pegiat seni yang terlibat dalam fetsival ini berharap hajatan tahunan Keuskupan Ruteng ini mampu mengangkat seni tradisional Mangggarai sehingga menjadi daya tarik wisata di Kabupaten Manggarai.
Hal itu disampaikan Irna Aburman, salah satu pegiat seni tradisional di Manggarai usai membawakan tarian rosari pada festival ini.
"Harapan saya sebagai seniman tradisional di Manggarai, melaui festival ini kita mengakat budaya dalam bentuk kesenian tradisional yang bisa menjual dan dapat diperkenalkan sebagai promosi wisata," ungkap Irna kepada TRIBUNFLORES.COM, Kamis 5 Oktober 2023.
Pada kesempatan itu, berbagai jenis tarian kolosal ditampilkan, seperti tiba meka, tarian bunga guling hingga yang tergolong baru tarian rosari ditampilan oleh siswa-siswa SMA Katolik Setia Bakti Ruteng, di halaman Katedral Ruteng.
Baca juga: Ribuan Umat Katolik Manggarai Hadiri Misa Pembukaan Festival Golo Curu Maria Ratu Rosari
Tarian-tarian yang dibawakan sesuai dengan konteks kegiatan yang bernuansa religi dan ekologis. Salah satu yang tergolong baru, yaitu tarian rosari modifikasi tarian tradisonal dan modern dengan balutan pakaian adat khas Manggarai.
Tarian ini menggambarkan kesucian Bunda Maria sehingga sebagai bentuk penghormatan dengan doa-doa rosario yang dilakukan oleh umat Katolik setiap bulan Oktober.
"Tarian rosari yang kami bawakan melatarbelakangi situasi saat ini karena kita (umat Katolik) memasuki Bulan Suci Rosario, kita meminta perlindungan dan penyertaan bunda Maria dan ini sangat berhubungan juga dengan filosofi adat kita bahwa apa yang kita rasakan sekarang, apa yang kita buat berkat penyertaan bunda Maria, sebagai ibu dalam filosofi Manggarai yaitu Mboas Neho Wae Woang," ungkap Irna
Sementara salah satu penari, Hesti Indriani, merasa bangga akan keterlibatannya dalam ajang Festival ini. Ia berharap festival ini melaui rangkaian pertunjukan budaya mampu memberi makna bagi masyarakat Manggarai.
Baca juga: Festival Golo Koe Labuan Bajo 2022, Momen Kesiapan Manggarai Raya Menjadi Masyarakat Pariwisata
"Kami berharap tarian yang kami bawakan tari pesan dan makna yang disampaikan bisa tersampaikan kepada kita semua. Ini juga menjadi kewajiban kita untuk merawat dan melastarikan budaya Manggarai," ujar Ketua OSIS SMAK Setia Bakti Ruteng ini.
Berita TribunFlores.Com lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.