Berita Ngada

Cakap Berwirausaha, Anak Muda Putus Sekolah di Ngada Belajar Kerajinan Bambu

Dewan Karajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melaksanakan pelatihan

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/ORIS GOTI
Pembukaan kegiatan pelatihan kerajinan bambu bagi anak putus sekolah di Rumah Jabatan Bupati Ngada.  

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Oris Goti

TRIBUNFLORES.COM, BAJAWA - Dewan Karajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melaksanakan pelatihan membuat kerajinan bambu bagi 53 anak muda putus sekolah usia 17 - 25 tahun.

Kegiatan pelatihan ini merupakan program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW), dilaksanakan selama sebulan (30 Oktober - 30 November) di Sentra Bambu IKM Mataloko, Kecamatan Golewa dengan pendanaan yang bersumber dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi .

Bupati Ngada Andreas Paru, mengapresiasi pelatihan tersebut karena memanfaatkan potensi lokal yang kelak bermuara pada peningkatan taraf hidup. "Sekarang tinggal bagaimana kalian mau memanfaatkan momen ini atau tidak," ujar Bupati Andreas.

Menurut Bupati Andreas, bambu merupakan salah satu potensi lokal unggulan di Ngada yang mulai mendapat perhatian.

 

Baca juga: Kantor KSP Kopdit Pintu Air Cabang Mataloko Ngada Diberkati, Jadilah Garam dan Terang

 

 

 

 

Dengan sistem pelatihan 40 persen teori dan 60 praktek, Bupati Andreas berharap para peserta bisa secepatnya berwirausaha memproduksi kerajinan bambu.

Bupati Andreas, Rabu 15 November 2023, memantau langsung pelatihan kerajinan bambu. Dia tampak antusias melihat para peserta pelatihan yang mulai menunjukkan progres dalam membuat kerajinan bambu.

Sementara itu, Reynold Resi, Admin PKW tersebut menerangkan, kegiatan pelatihan tersebut merupakan pendidikan non formal yang memang menyasar anak - anak putus sekolah atau yang tamat SMA tetapi tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah.

"Intinya anak - anak usia produktif yang berusia 17 sampai 25. Di usia produktif, mereka memang perlu diberi bekal, keterampilan dan skill untuk berwirausaha. Nah dalam hal ini mereka dilatih bagaimana memanfaatkan potensi lokal untuk berwirausaha," ujar Reynold.

Reynold menerangkan kemitraan Dekranasda Kabupaten Ngada dengan Kemendikbudristek di bawah Dirjen Pendidikan Vokasi melalui PKW kali ini merupakan yang kedua kalinya.

"Kita tahun ini memang fokusnya ke bambu. Kenapa bambu, yah karena bambu ini potensi lokal dan sangat banyak ada di Ngada," kata Reynold.

Menurut Reynold, pemateri pelatihan kerajinan bambu ini cukup beragam yakni dari praktisi kerajinan bambu, Dinas Pariwisata dan berbagai pihak lainnya, termasuk Bupati Ngada hadir untuk memotivasi para peserta.

Dia berharap para peserta serius mengikuti pelatihan tersebut. Nantinya, kata Reynold akan dilakukan kurasi. Peserta yang bisa menghasilkan produk yang bagus dan berkualitas akan disuport.

Reynold Resi kembali menggarisbawahi bahwa PKW ini merupakan layanan pendidikan melalui kursus dan pelatihan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan menumbuhkan sikap mental wirausaha dalam mengelola potensi diri dan lingkungan yang dapat djadikan bekal untuk berwirausaha. (ORC).

 

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News


 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved