Berita Manggarai Barat

Ini Rentetan Kasus Kecelakaan Kapal di Labuan Bajo Tahun 2024

Kecelakaan kapal di perairan Labuan Bajo dan sekitarnya, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur terus terjadi setiap tahun. Sejak Jan

Penulis: Berto Kalu | Editor: Ricko Wawo
Tangkapan Layar
Kapal wisata Budi Utama tenggelam di Perairan Padar Selatan Labuan Bajo. Sabtu 22 Juni 2024. 

Basarnas dan Kemenparekraf Kolaborasi Tekan Kasus Kecelakaan Kapal

Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) belum lama ini melakukan simulasi kecelakaan kapal di destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) Labuan Bajo.

Direktur Operasi Basarnas, Laksamana Pertama TNI Edy Prakoso menjelaskan, simulasi bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan keterampilan kru kapal, pemandu wisata, masyarakat lokal dan potensi SAR lainnya ketika menghadapi situasi darurat.

"Para pelaku simulasi berjumlah 50 orang. Mereka berasal dari berbagai stakeholder dan masyarakat sekitar yang juga pelaku bisnis pariwisata di Labuan Bajo. Sebelumnya, mereka telah mendapatkan pelatihan singkat dari Basarnas," ujarnya.

Edy menambahkan, orientasi simulasi ini untuk meningkatkan kesadaran kolektif masyarakat terhadap aspek keselamatan (safety) sehingga mampu mencegah atau meminimalisir jatuhnya korban jiwa saat terjadi kondisi darurat di perairan Labuan Bajo.

Sementara itu, Hariyanto, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menambahkan simulasi ini merupakan pilot project dan akan didorong untuk terus dilakukan di Labuan Bajo dan empat DPSP lainnya, yakni Borobudur, Danau Toba, Mandalika, dan Likupang.

"Ini telah kita sepakati bersama akan dikembangkan di empat DPSP lainnya, simulasi yang tadi juga kita dorong untuk dilakukan secara rutin," ujar Hariyanto.

Basarnas dan Kemenparekraf telah bersepakat untuk memperkuat kerja sama dalam hal keselamatan saat menghadapi kondisi darurat di destinasi pariwisata super premium Labuan Bajo, NTT.

Dasar kerjasama tersebut bersumber dari Undang-undang Nomer 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan pada pasal 45.

Pasal tersebut mengamanatkan bahwa penyedia jasa pariwisata yang dalam menyelenggarakan kegiatan dapat menimbulkan risiko bagi keselamatan manusia wajib menyediakan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten di bidang SAR.

Menparekraf Sandiaga Uno dalam beberapa kesempatan saat berkunjung ke Labuan Bajo mengatakan pihaknya dalam waktu dekat akan menegakan regulasi dan standarisasi keselamatan kapal wisata di Labuan Bajo, bekerjasama dengan Kementrian Perhubungan dan Otoritas Maritim.

Menurutnya, Kapal wisata di Labuan Bajo perlu ditingkatkan kepatuhan terhadap Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainablility (CHSE) di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

CHSE adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha pariwisata, usaha atau fasilitas lain terkait pariwisata, serta destinasi pariwisata yang memenuhi standar SNI 9042:2021 yang telah ditetapkan dalam penilaian Sertifikasi SNI CHSE.

"CHSE harus betul-betul dipatuhi setiap tour operator resmi. Kapal-kapal wisata ini biasanya terbakar karena ada hubungan pendek, atau korsleting maupun aktivitas lainnya yang membahayakan," ujarnya.

Sandiaga lantas meminta wisatawan yang datang ke Labuan Bajo agar lebih berhati-hati dalam memilih kapal wisata jika ingin menginap atau live on board.

"Agar tidak terjadi lagi kecelakaan atau insiden serupa sehingga meningkatnya kepercayaan wisatawan terhadap keselamatan dalam berwisata. Kita harapkan ini tidak terulang kembali, kami akan melakukan langkah-langkah mitigasi yang lebih terintegrasi agar para wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata untuk mengacu pada kaidah-kaidah CHSI," tandasnya.

Respon Pelaku Wisata

Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Manggarai Raya, Evodius Gonzomer mengaku heran kecelakaan kapal terus berulang di kota pariwisata itu.

Kecelakaan berulang ini berdampak buruk bagi citra pariwisata Labuan Bajo. Evo berpendapat, kejadian kecelakaan seperti ini sebetulnya bukan hanya semata karena faktor alam, tetapi juga pada kapten kapal.

"Wisatawan pasti takut karena tidak adanya jaminan keselamatan yang memadai di pihak angkutan wisata. Ini terjadi sudah berkali-kali, terus terang kami juga bingung mau komen apa lagi, entah apa yang terjadi kami juga belum tahu pasti. Kami tetap berharap semoga kita semua harus waspada dalam menjalani kapal," ungkap Evo. (uka)

POS-KUPANG.COM/HO

Kecelakaan kapal wisata di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT.

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved