Berita Sabu Raijua
Mengunjungi Sabu Liae, Pusat Pandhe Besi di Pulau Sabu NTT
Dari dataran tinggi sudah tampak bukit tandus kecoklatan. Sangat berbeda dengan wilayah Pulau Sabu lainnya.
Jika dibandingkan wilayah lain di Sabu Raijua, masyarakat Sabu Liae mayoritas menjadi pandhe besi. Dalam satu hari Toni bisa membuat 10 pisau per hari.
Baca juga: Kronologi Oknum ASN BPN Sabu Raijua Tipu Warga hingga Korban Serangan Jantung
Hasil produksi ini kemudian dijual ke ibukota Kabupaten Sabu Raijua dengan harga jual borongan 50-100 buah pisau sedang dibanderol Rp25 ribu per pisau. Sedangkan jika dijual keliling kampung harga per pisau Rp50 ribu atau bisa dijual dengan sistem barter. Karena hingga saat ini, sistem barter masih berlaku di Sabu Raijua.
Karena matapencaharian utama masyarakat Sabu Liae sebagai pandhe besi, mereka membentuk kelompok pengrajin. Dalam sebulan mereka bisa mendapatkan penghasilan kisaran Rp3-Rp4 juta jika aktif bekerja setiap hari.
"Ini tidak hitung dengan parang. Kalau aktif kerja.Tapi ini juga kerjanya kuat biasa,"ujarnya.
Pada tahun 2015 sempat dibangun gedung khusus pandhe besi tepat di samping rumah daun milik kelompok pandhe besi milik Toni. Namun hingga saat ini pembangunan gedung mangkrak beserta mesin-mesin produksi terbengkalai.
Padahal dulu Toni sangat berharap dengan adanya gedung ini. Ia berharap, ke depannya pembangunan gedung ini bisa berlanjut agar memperlancar usaha mereka sebagai pande besi.(dhe)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.