Berita Sumba Barat Daya

BP3MI NTT dan Keuskupan Weetabula Bangun Kolaborasi Perlindungan PMI

BP3MI NTT bersama Keuskupan Weetabula menyiapkan Kolaborasi Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KOPI) asal NTT khususnya Pulau Sumba. 

Editor: Cristin Adal
POS-KUPANG.COM/HO
KERJA SAMA - Kepala BP3MI NTT Suratmi Hamida S.Sos (kanan) dan Ketua Komisi Keadilan Perdamaian dan Pastoral Migran Perantau (KKP-PMP) Keuskupan Weetabula RD. Eddy Reda,usai melakukan penandatanganan kerja sama perlindungan PMI asal NTT.  

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) NTT bersama Keuskupan Weetabula menyiapkan Kolaborasi Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KOPI) asal NTT khususnya di Pulau Sumba. 

Penyiapan "KOPI" dilakukan lewat  penandatanganan kesepakatan bersama antara BP3MI NTT dan Keuskupan Weetabelu, Senin, 7 Oktober 2024.

Program "KOPI" dilakukan Kepala BP3MI NTT, Suratmi Hamida dan Ketua Komisi Keadilan Perdamaian dan Pastoral Migran Perantau (KKP-PMP) Keuskupan Weetabula RD. Eddy Reda

Dalam keterangannya, Suratmi Hamida mengatakan KOPI merupakan salah satu bentuk upaya strategis dalam rangka membantu Pekerja Migran Indonesia asal NTT khususnya Pulau Sumba menjadi PMI yang aman. 

 

Baca juga: Satlantas Polres Manggarai Barat Sita 152 Kendaraan Tanpa Plat Nomor di Labuan Bajo

 

 

Gereja menjadi salah satu lembaga strategis dan resmi yang mampu menjembatani hadirnya PMI aman di wilayah Keuskupan Weetebula, Sumba Barat Daya (SBD) yang melayani 4 kabupaten di daratan sumba. 

Kolaborasi program dan kegiatan ini dalam rangka perlindungan pekerja migran penting dilakukan. Suratmi Hamida menyebut, kolaborasi merupakan hal wajib. 

"Kami meyakini bahwa peran gereja sangat besar dan kuat membangun kehidupan manusia, khususnya pekerja migran. Karena itu, kolaborasi bersama gereja merupakan sebuah hal yang mutlak dan wajib dilakukan agar bisa hadir pekerja migran aman di sini," kata Suratmi Hamida. 

Menurut Suratmi Hamida, bentuk kolaborasi yang dilakukan antara lain adalah pertama sosialisasi PMI aman ke negara tujuan, lalu bimbingan teknis bagi PMI, dan fasilitasi perlindungan aman bagi PMI 

"Kita tentu menginginkan setelah adanya  kolaborasi ini, makin tumbuh PMI yang aman dari proses awal sampai kembali ke kampungnya masing-masing," katanya. 

 

 

Suratmi berharap kegiatan kolaborasi ini dapat membantu menghadirkan sistem bekerja di luar negeri yang aman. Hingga awal Oktober 2024, setidaknya ada 94 jenazah PMI asal NTT dipulangkan dari berbagai negara. Pulau Sumba termasuk salah satu daerah PMI yang meninggal dunia itu. 

"Kalau proses kerja PMi nya aman tentu akan berdampak pada ekonomi PMi dan  keluarga. Kondisi ini yang kita harapkan bisa tumbuh dan berkembang," sebut Suratmi Hamida.

Suratmi menyampaikan terima kasih untuk  KKP-PMP Keuskupan Weetabula yang mau berkolaborasi dengan BP3MI NTT dalam rangka menghadirkan PMI yang aman .

"kami sampaikan terima kasih atas kolaborasi ini. Kita berharap ini bisa sukses kedepannya," kata dia. 

Ketua KKP-PMP RD. Eddy Reda menyambut baik kolaborasi bersama BP3MI NTT.  Menurut RD Eddy, Glgereja berterima kasih kepada BP3MI NTT yang mau berkolaborasi dalam rangka perlindungan Pekerja Migran Indonesia.

"Kami tentu memberi apresiasi kepada BP3MI NTT yang mau berkolaborasi bersama gereja di wilayah Keuskupan Weetabula ini. Kita tentu berharap agar kolaborasi ini dapat menghasilkan PMI aman yang akan berdampak pada kehidupan setiap PMI," ujarnya.

RD Eddy berharap, agar kolaborasi seperti ini dapat dilakukan secara berkelanjutan, agar program dan kegiatan yang dilakukan dapat bermanfaat buat PMI.

"Kita tentu memiliki peran masing-masing. Kolaborasi ini membuat kita bisa bersama dalam membantu hadirnya Pekerja Migran yang aman di wilayah Keuskupan Weetabula ini," katanya (fan) 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

Berita TribunFlores.com Lainnya di Google News

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved