Berita Ngada

Buntut Obat Habis di RSUD Bajawa, Komisi V DPRD NTT Duga Perencanaan Tidak Baik 

Agus Nahak berkata, mestinya rumah sakit pemerintah itu memiliki perencanaan sejak awal. Analisis kebutuhan dan pertimbangan teknis dalam dinamika pem

Editor: Ricko Wawo
TRIBUNFLORES.COM/CHARLES ABAR
SIDAK-Pimpinan dan Anggota DPRD Ngada Sidak RSUD Bajawa, Selasa 22 April 2025. 

TRIBUNFLORES.COM, KUPANG  - Wakil Ketua Komisi V DPRD NTT Agustinus Nahak menduga kekosongan stok obat di RSUD Bajawa Kabupaten Ngada karena perencanaan yang tidak baik. 

Agus Nahak berkata, mestinya rumah sakit pemerintah itu memiliki perencanaan sejak awal. Analisis kebutuhan dan pertimbangan teknis dalam dinamika pemerintahan bisa menjadi rujukan menyusun rencana untuk pengadaan obat. 

"Seharusnya mereka sudah ada perencanaan. Rencana kebutuhan obat. Mereka sudah tahu siklus penyakit sampai siklus anggaran," kata Agus Nahak, Rabu (23/4/2025) di Kantor DPRD NTT. 

Politikus Golkar itu mengatakan, siklus anggaran ikut berpengaruh dalam pengadaan obat-obatan. Biasanya awal tahun selalu terjadi kekosongan pada PPK yang bertugas dalam pengadaan obat. 

Baca juga: DPC PDIP Ende Perintahkan "Nolkan" Pokir, Vinsen Sangu: Demi Kepentingan Rakyat

 

 

Kondisi itu, kata dia, harusnya rumah sakit pada akhir tahun sudah melakukan pengadaan dan menyetok obat yang bisa diperkirakan hingga pengadaan berikut. Tentu, perencanaan juga berkaca dengan kebutuhan dan analisis penggunaan obat-obatan. 

Agus menduga, selain masalah kesulitan PPK, bisa juga persoalan itu karena pihak rumah sakit belum melunasi utang sebelumnya ke distributor yang membuat penyalur obat enggan memberikan lagi. 

"Kalau dari rumah sakit belum bayar distributor, biasanya distributor susah mau kasih lagi," kata dia. 

Sebab, menurut dia, terlambatnya pembayaran oleh rumah sakit berdampak pada stok obat di distributor. Agus menyebut, bila perencanaan dan pembayaran dari rumah sakit ke distributor lancar tidak terjadi kekosongan obat. 

"Kalau orang baru (di pengadaan obat-obatan) mungkin tidak mengerti, tetapi disitu ada apoteker penanggung jawab sehingga harusnya tidak terjadi kekosongan," kata dia. 

Keberadaan apoteker dan bagian pengadaan obat di rumah sakit sangat penting agar kebutuhan obat-obatan tetap tersedia. Jangan sampai, masyarakat menjadi korban karena kelalaian dari rumah sakit. 

"Jangan sampai masyarakat dirugikan. Kadang-kadang bagian apoteker pesan obat tapi bagian keuangan belum bayar, sehingga distributor juga tidak mau kasih obat. Ini sebenarnya kerja sama," ujarnya. (fan) 

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved