Gunung Lewotolok Erupsi

Gunung Api Lewotolok Lembata 11 Kali Gempa Erupsi, 24 Kali Gempa Hembusan

Gunung Api Lewotolok Lembata 11 Kali Gempa Erupsi, 24 Kali Gempa Hembusan.Gunung Ili Lewotolok saat ini Level III atau siaga.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / MAGMA INDONESIA
GUNUNG API LEWOTOLOK - Gunung Api Ili Lewotolok di Lembata, Nusa Tenggara Timur Meletus dengan tinggi kolom 400 meter, Rabu, 23 Juli 2025 dini hari sekitar pukul 02.23 Wita. Selama 6 jam terakhir, Gunung Api Lewotolok Lembata 11 Kali Gempa Erupsi, 24 Kali Gempa Hembusan.Gunung Ili Lewotolok saat ini Level III atau siaga. 

TRIBUNFLORES.COM, LEWOTOLOK - Petugas Posmat Gunung Ili Lewotolok Lembata, Fajaruddin M. Balido, melaporkan kondisi gunung selama 6 jam terakhir Rabu 23 Juli 2025, periode 00:00-06:00 Wita.

Gunung Ili Lewotolok saat ini Level III atau siaga.

Gunung Api Ili Lewotolok terletak di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur dengan posisi geografis di Latitude -8.272°LU, Longitude 123.505°BT dan memiliki ketinggian 1423 mdpl.

"Pengamatan visual Gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-I. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi sekitar 25-50 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah ke arah tenggara dan barat. Suhu udara sekitar 23-25°C," tulis Fajaruddin, dikutip dari laman magma.esdm.go.id Rabu pagi.

Baca juga: Gunung Lewotolok Lembata Meletus Dini Hari Tadi, Tinggi Kolom 400 Meter

 

Ia menyebutkan berdasarkan pengamatan kegempaan Lewotolok mengalami 11 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 6.6-21.4 mm, dan lama gempa 35-47 detik.

24 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 1.6-5.8 mm, dan lama gempa 28-36 detik.

1 kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 2.3 mm, S-P 0.9 detik dan lama gempa 12 detik.

Ia menyebutkan pihaknya mengeluarkan sejumlah rekomendasi, diantaranya:

(1) Masyarakat di sekitar G. Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 km dari pusat aktivitas G. Ili Lewotolok, dan masyarakat Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dari bagian timur puncak/ kawah G. Ili Lewotolok.

(2) Masyarakat di sekitar G. Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan serta masyarakat Desa Jontona dan Desa Todanara agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh 2,5 km pusat aktivitas G. Ili Lewotolok, dan mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dari bagian, selatan dan tenggara puncak/ kawah G. Ili Lewotolok.

(3) Masyarakat di sekitar G. Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan serta masyarakat Desa Amakaka agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah sektoral barat sejauh 2,5 km pusat aktivitas G. Ili Lewotolok, serta mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dari bagian barat puncak/ kawah G. Ili Lewotolok.

(4) Untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik maka masyarakat yang berada di sekitar G. Ili Lewotolok dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.

(5) Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Ili Lewotolok agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan. (Sumber magma.esdm.go.id/kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved