Universitas Nusa Nipa

Tim PkM UNIPA dan Kelompok Mbola So Kembangkan Perwarna Tenun Ikat Ramah Lingkungan 

Tim PKM dari UNIPA diantaranya; Dr. Yosefina Andia Dekrita (Dosen Unipa), SE.,MM, Victoria Coo Lea

Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM / UNIPA
FOTO BERSAMA - Tim PKM Universitas Nusa Nipa melaksanakan kegiatan pengembangan produk ramah lingkungan dari limbah cair pewarna alam tenun ikat bersama Kelompok Mbola So Kabupaten Sikka. Kegiatan ini berlangsung di Kelurahan Hewuli, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, NTT, Sabtu 26 Juli 2025. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Tim PKM Universitas Nusa Nipa melaksanakan kegiatan pengembangan produk ramah lingkungan dari limbah cair pewarna alam tenun ikat bersama Kelompok Mbola So Kabupaten Sikka.

Kegiatan ini berlangsung di Kelurahan Hewuli, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, NTT, Sabtu 26 Juli 2025.

Tim PKM dari UNIPA diantaranya; Dr. Yosefina Andia Dekrita (Dosen Unipa), SE.,MM, Victoria Coo Lea (Dosen STIPER Bajawa Flores), Nuniona Handrian Meylano (Dosen Unipa), Sofiana Jelita (Mahasiswa Unipa) dan Ferdinandus Constante Poling (Mahasiswa Unipa).

Dr. Yosefina Andia Dekrita kepada Tribunflores.com menjelaskan, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, dengan SKEMA Pemberdayaan Berbasis Masyarakat RUANG LINGKUP PEMBERDAYAAN KEMITRAAN MASYARAKAT.

 

Baca juga: Mahasiswa UNIPA Bawa Medali Bagi Sikka Saat Kejuaraan Internasional di Mataram

 

 

Judul PkM ini mengandung makna transformasi dan pemberdayaan. 

"Dari Limbah Menjadi Berkah” menggambarkan sebuah proses perubahan nilai dari sesuatu yang dianggap tidak berguna bahkan mencemari lingkungan (limbah), menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai ekonomi (berkah). Ini merupakan bentuk inovasi dalam pengelolaan limbah berbasis kearifan lokal.''

"Bagian kedua judul, yaitu “Pengembangan Produk Ramah Lingkungan dari Limbah Cair Pewarna Alam Tenun Ikat”, menunjukkan fokus kegiatan pengabdian, yaitu pemanfaatan limbah cair hasil proses pewarnaan alami (misalnya dari daun indigo, kulit kayu, dan akar-akaran) yang selama ini terbuang percuma, menjadi produk baru yang ramah lingkungan, seperti pupuk organik cair atau bahan pendukung pertanian.''

''Penekanan pada “Kelompok Mbola So Kabupaten Sikka” menegaskan lokasi sekaligus mitra utama dalam PkM, yaitu kelompok perajin tenun tradisional yang memiliki potensi budaya dan ekonomi yang kuat namun menghadapi tantangan dalam pengelolaan limbah.'' 

"Dengan menyebut “Kelompok Mbola So Kabupaten Sikka” sebagai mitra utama, judul ini juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan komunitas lokal yang memiliki potensi budaya dan kearifan lokal yang kuat dalam tradisi tenun ikat," demikian jelasnya.

Ia melanjutkan, kegiatan pengabdian ini dilatarbelakangi oleh kepedulian terhadap dampak limbah cair hasil proses pewarnaan tenun ikat tradisional yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. 

Kelompok tenun Mbola So sebagai mitra dalam kegiatan ini memiliki potensi luar biasa dalam melestarikan budaya lokal melalui tenun ikat, namun juga dihadapkan pada tantangan pengelolaan limbah yang berkelanjutan. 

Oleh karena itu, kata Yosefina, melalui pendekatan ilmiah dan partisipatif, tim PkM mencoba menghadirkan solusi kreatif dan aplikatif berupa pengolahan limbah cair pewarna alam menjadi produk yang ramah lingkungan dan bernilai guna seperti pupuk organik cair.

Pengabdian ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi kelompok mitra. 

"Melalui pelatihan, pendampingan, dan transfer teknologi, diharapkan anggota kelompok mampu mengelola limbah secara mandiri dan berkelanjutan," pungkasnya.

Ada beberapa agenda yang dilaksanakan pada kegiatan diantaranya;

1. Pelatihan pengolahan limbah cair pewarna alam menjadi produk ramah lingkungan yang bernilai jual, seperti pembuatan pupuk organik, untuk meningkatkan keterampilan anggota Kelompok Mbola So. Materi ini didampingi oleh Ibu Viktoria Coo Lea dari Sekolah Tinggi Pertanian Flores di Bajawa.

2. Pelatihan pemberdayaan melalu pembuatan produk kerajinan lain dari sarung tenun pewarna alam Materi ini didampingi oleh Benyamin Regi,S.Ikom.,M.Sn

3. Pemberdayaan kewirausahaan dengan pelatihan manajemen usaha dan pembukuan yang baik, mendorong pengembangan industri kreatif dan kewirausahaan lokal. Materi ini didampingi oleh Dr.Yosefina Andia Dekrita, SE.,MM

4. Pelatihan pemasaran digital dan branding produk untuk memperluas akses pasar. Materi ini didampingi oleh Bapak Nuncio Handrian Meylano,SM.,MM

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved