Berita Manggara Timur

Warga 3 Kampung di Desa Rana Mbata NTT Andalkan Pelita saat Malam Hari

Tiga kampung di Desa Rana Mbata, Kecamatan Kota Komba Utara,Manggarai Timur, Flores, NTT belum menikmati listrik negara.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GORDY DONOFAN
ILUSTRASI BELAJAR PAKAI PELITA - Tiga kampung di Desa Rana Mbata, Kecamatan Kota Komba Utara, Kabupaten Manggarai Timur, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) belum menikmati listrik negara. Tiga kampung itu yakni  Kampung Kese,  Kampung Nonggu, dan Kampung Watu Rajong, belum menikmati listrik negara. 

TRIBUNFLORES.COM, MBATA - Tiga kampung di Desa Rana Mbata, Kecamatan Kota Komba Utara, Kabupaten Manggarai Timur, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) belum menikmati listrik negara.

Tiga kampung itu yakni  Kampung Kese, Kampung Nonggu, dan Kampung Watu Rajong, belum menikmati listrik negara.

Sementara kampung lainnya di Desa Rana Mbata itu sudah lama tersambung dengan jaringan listrik negara sejak tahun 2019.

Kepala Desa Rana Mbata, Yohanes Bosco Kurniawan, mengatakan ada 323 rumah warga belum menikmati listrik negara.  Kampung Kese 20 keluarga, Kampung Nonggu, 115 keluarga, dan Kampung Watu Rajong, 97 keluarga.

Baca juga: Turnamen Rana Mbata Cup 1 Tahun 2024 di Manggarai Timur NTT Sukses, Kades: Bangkitkan UMKM Lokal

 

Ia mengaku pihaknya sudah menyampaikan usulan kepada pemerintah dan Perusahaan Listrik Negara (PLN). 

Warga kini masih bergantung pada lampu pelita dan tenaga suria serta mesin genset atau generator untuk penerangan.

"Warga yang masih pakai pelita sebagai penerangan. Ada sekitar 30 kepala keluarga yang masih pakai pelita,"ujar Yohanes kepada TRIBUNFLORES.COM Rabu (13/8/2025).

Sementara itu, tokoh masyarakat Kampung Nonggu, Ferdinandus Jalang, mengatakan warga berharap pemerintah memperhatikan nasib mereka.

“Ada ratusan warga yang mendiami 3 kampung ini belum menikmati listrik negara,” kata Ferdinandus saat ditemui, Senin (11/8/2025) dikutip dari Kompas.com.

Ia mengaku, untuk penerangan malam hari, warga terpaksa harus menggunakan lampu pelita, genset dan, tenaga surya.

“Yang ada uang bisa beli genset dan tenaga surya. Yang ekonomi lemah pakai terus lampu pelita. Mau bagaimana lagi, itu sudah keadaan kami di sini. Biar hidung kena asap pelita pun terpaksa pasrah saja,” tutur Ferdinandus.

Menurut dia, warga di tiga Kampung tersebut sangat mendambakan adanya penerangan listrik dari PLN.

Sebab, listrik sangat penting untuk menjamin kesejahteraan ekonomi masyarakat.

Apalagi, selama ini warga hidup dalam kegelapan.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved