Rabies di NTT

Dokter Julita Mertha Yasa Ungkap Strategi Pengendalian Rabies di NTT

Rabies hingga kini masih menjadi salah satu ancaman serius bagi kesehatan masyarakat di Nusa Tenggara Timur (NTT). Penyakit yang

Editor: Ricko Wawo
POSKUPANG.COM/YUAN LULAN
EDUKASI-Dokter Julita Mertha Yasa, Dosen Politeknik Pertanian Negeri Kupang sedang mengedukasi Masyarakat terkait rabies. 

Vaksinasi massal anjing minimal 70 persen populasi setiap tahun dengan sistem door to door.

Surveilans gigitan dan respons cepat melalui pembentukan tim tanggap darurat rabies di setiap kabupaten/kota.

Layanan pasca-gigitan yang mudah diakses, lengkap dengan ketersediaan vaksin anti rabies (VAR) dan serum anti rabies (SAR).

Edukasi masyarakat secara konsisten dengan kampanye “Cuci Luka – Vaksin Segera – Laporkan.”

“Pemerintah memang sudah melakukan banyak upaya, tapi tetap perlu diperkuat, terutama pada aspek vaksinasi massal, surveilans cepat, serta komunikasi publik yang konsisten,” tegasnya.


Peran Masyarakat Sebagai Garda Terdepan

Drh. Julita menegaskan, masyarakat punya peran vital dalam pengendalian rabies. Pemilik hewan wajib memastikan anjing dan kucing divaksin secara rutin, diberi tanda pengenal, serta tidak dibiarkan berkeliaran bebas.

Selain itu, setiap kasus gigitan harus segera ditangani dengan mencuci luka minimal 15 menit menggunakan sabun dan air mengalir, lalu segera menuju fasilitas kesehatan untuk mendapatkan VAR maupun SAR.

“Jangan sembunyikan hewan yang diduga rabies. Laporkan ke aparat desa atau dinas terkait agar bisa diobservasi. Rabies hanya bisa ditekan kalau masyarakat ikut ambil bagian,” katanya.

Menuju Eliminasi Rabies 2030

Sebagai penutup, drh. Julita memberikan pesan khusus kepada pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat.

Pemerintah diminta konsisten dalam alokasi anggaran, memperluas vaksinasi, dan memperkuat koordinasi lintas sektor.

Tenaga medis diminta sigap dalam pelayanan pasca gigitan, aktif melakukan surveilans, dan menjadi agen edukasi masyarakat.

Masyarakat diingatkan agar disiplin menjaga hewan peliharaan, tidak mengandalkan pengobatan tradisional pasca gigitan, serta bersama-sama mengurangi populasi anjing liar secara humanis.

“Rabies memang mematikan, tetapi bisa dicegah seratus persen. Jika kita semua bergerak bersama, eliminasi rabies di NTT pada 2030 sesuai target Zero by 30 bukan hal yang mustahil,” pungkasnya.(Uan)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved