Flores Bicara

Rajawen Waroeng: Destinasi Baru Pencinta Kuliner Nusantara di Labuan Bajo Manggarai Barat

Warung yang didirikan pada 5 Mei 2025 oleh Fitroh Irawati M. Sholeh akrab disapa Ira ini berhasil menarik perhatian

Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/YT-TRIBUN FLORES
Fitroh Irawati M. Sholeh saat jadi narasumber dalam talkshow Flores Bicara, pada Selasa, 18 November 2025. 

Laporan Reporter Magang TRIBUNFLORES.COM, Anisa Sascia

TRIBUNFLORES.COM, LABUAN BAJO – Rajawen Waroeng menjadi salah satu destinasi kuliner yang kini banyak dibicarakan di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Lokasinya strategis, berada di Jalan Alo Tanis, tepat di samping Kokomama, hanya tiga menit dari bandara. Warung ini dibuka setiap hari dari pukul 09.00 hingga 21.00 WITA.

Warung yang didirikan pada 5 Mei 2025 oleh Fitroh Irawati M. Sholeh akrab disapa Ira ini berhasil menarik perhatian wisatawan mancanegara maupun warga lokal dengan hidangan autentik Nusantara dan inovasi menu yang berkelanjutan.

Ira berkesempatan membagikan ceritanya di Flores Bicara pada Selasa, 18 November 2025.

 

Baca juga: Kosmas Semen Janggat Pastikan Distribusi MBG di Labuan Bajo, Manggarai Barat Tidak Ada Kendala

 

 

Ia menjelaskan bahwa nama “Rajawen” berasal dari gabungan nama tengahnya “Ra” dan kata “Jawen” dari bahasa Sanskerta Jawa, yang menggambarkan sosok perempuan dinamis yang mampu menciptakan sesuatu, sekaligus merujuk pada hidangan-hidangan istimewa di masa kerajaan. 

“Jadi Rajawen itu seperti Ira menghadirkan cita rasa Nusantara yang enak, berkualitas, dan mudah-mudahan semua orang suka,” ujar Ira.

Sebelum membuka usaha kuliner di Labuan Bajo, Ira telah lama berkecimpung di dunia wirausaha sejak kuliah. Ia pernah memiliki produk sambal bawang Fitroh yang ikut dalam kompetisi KBMI tingkat nasional.

Selain itu membuka toko kue hingga usaha catering. Meski sempat vakum karena fokus sebagai lawyer, kecintaannya pada dunia kuliner kembali muncul ketika ia pindah ke Labuan Bajo.

“Saya suka masak dan mulai bosan dengan makanan yang itu-itu saja. Ada kesempatan, waktu, dan dana, jadi saya coba buka warung kecil-kecilan,” ungkap Ira.

Berawal dari delapan menu sederhana, Rajawen Waroeng terus mendapat ulasan positif. Hanya dalam tiga bulan, pengunjungnya meningkat pesat dan enam bulan kemudian usaha ini semakin dikenal banyak orang.

Terus Berinovasi, Menggabungkan Cita Rasa Nusantara dan Preferensi Wisatawan

Dengan komposisi pengunjung sekitar 60 persen wisatawan mancanegara, Rajawen Waroeng selalu berinovasi menyesuaikan kebutuhan pelanggan. 

Meski mengusung konsep Nusantara, Ira menambahkan menu tambahan yang ramah di lidah wisatawan asing. 

“Bule sukanya yang sehat, autentik, tidak terlalu banyak bumbu, dan manis tapi tidak terlalu manis. Jadi menunya kami mix dengan versi Indonesia yang tetap khas,” 

Beberapa menu baru direncanakan hadir setelah melewati tahap riset langsung kepada pelanggan, termasuk dessert Nusantara seperti kue srikaya khas Makassar yang sebelumnya telah dicoba dan disukai wisatawan. Menu lain yang akan hadir antara lain sosis solo dan salad tanpa 

Beberapa menu yang menjadi bestseller di Rajawen Waroeng adalah Bebek Ireng, Ayam Kampung Goreng Merasuk Jiwa Raga, Oseng Sapi Mercon yang pedas, serta Ikan Nila. Nama-nama unik ini sengaja dipilih agar lebih menarik bagi generasi muda sekaligus menggambarkan cita rasa menu tersebut.

Selain makanan, dua minuman jamu autentik Jawa juga menjadi favorit pelanggan. Pertama, Jamu Sinom Kunyit Ayu yang terbuat dari sinom atau daun asem muda.

Kedua, Jamu Asem Tresno, minuman segar dari campuran kunyit, lemon, jahe, dan sedikit wortel yang dikenal baik untuk perawatan kulit. 

“Kami selalu menjelaskan ke bule bahwa ini minuman khas Indonesia dan menjelaskan filosofinya,” kata Ira.

Kebutuhan bahan baku dipenuhi 50 persen dari pasar dan 50 persen dari petani atau suplai lokal, sehingga usaha ini juga memberdayakan masyarakat sekitar.

Sejak dibuka, Rajawen Waroeng telah menjadi tempat rindu masakan rumahan bagi para perantau, terutama jamu sinom dan bebek goreng khasnya. 

Menjelang akhir tahun 2025 ini, Rajawen juga menyiapkan hampers edisi khusus.

“Hampers tidak harus selalu kue. Kami akan buat hampers klasik ala Rajawen, sirup diganti jamu, dan kue diganti bebek atau ayam goreng,” jelas Ira.

Ira berharap Rajawen Waroeng dapat membuka cabang kedua dalam satu tahun ke depan, baik di dalam maupun di luar Labuan Bajo. Ia juga berharap kualitas rasa tetap konsisten dan usaha ini memberi manfaat bagi semua karyawan yang bekerja di dalamnya. 

“Menjadi pengusaha bukan hanya soal kaya, tapi juga memberi manfaat bagi orang lain,” tutupnya.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved