DPRD Sikka

Anggota DPRD Sikka Menangis di RSUD Maumere, Ungkap Banyak Fasilitas Tidak Tersedia

“Saya jatuh sakit dan berencana dirawat di rumah sakit. Saat itu saya sempat menangis karena pelayanan

|
Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM / ARIS NINU
Anggota DPRD Kabupaten Sikka, Ambrosius Alfonsus (Baju Merah), mengaku sempat menangis ketika mendapatkan pelayanan di RSUD TC Hillers Maumere pada 20 Oktober 2025 lalu. Hal tersebut diungkapkannya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Pemerintah Kabupaten Sikka di Kantor DPRD Sikka, Jumat, 31 Oktober 2025 pagi. 

Ringkasan Berita:
  • Anggota DPRD Sikka Menangis di RSUD dr Tc Hillers Maumere
  • Fasilitas di RSUD dr Tc Hillers Maumere Tidak Memadai
  • Jika Kondisi Tersebut Dibiarkan Nama bBesar RSUD TC Hillers Maumere Bisa Tercoreng

 

Laporan Repoter Magang TRIBUNFLORES.COM, Nona Elsy

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Anggota DPRD Kabupaten Sikka, Ambrosius Alfonsus, mengaku sempat menangis ketika mendapatkan pelayanan di RSUD TC Hillers Maumere pada 20 Oktober 2025 lalu.

Hal tersebut diungkapkannya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Pemerintah Kabupaten Sikka di Kantor DPRD Sikka, Jumat, 31 Oktober 2025 pagi.

Politisi Fraksi PDI Perjuangan itu menceritakan bahwa dirinya mengalami langsung kondisi pelayanan rumah sakit yang dinilai masih banyak kekurangan. Salah satu yang paling mencolok, kata Ambrosius, adalah tidaknya tersedia alat tensi di ruang Unit Gawat Darurat (UGD).

“Saya jatuh sakit dan berencana dirawat di rumah sakit. Saat itu saya sempat menangis karena pelayanan yang saya terima. Di UGD, tidak ada alat tensi yang berfungsi. Ketika saya tanya, petugas mengatakan alatnya sudah rusak sejak lama,” ungkapnya dengan nada kecewa.

 

Baca juga: Fraksi Demokrat Sikka Soroti Efisiensi Anggaran, Minta Pemda Ciptakan Ide Produktif

 

 

Ambrosius menuturkan, sebagai seseorang yang istrinya juga bekerja di bidang medis, ia cukup memahami kondisi alat-alat kesehatan. Karena itu, ia merasa prihatin melihat pelayanan dasar yang masih jauh dari standar.

Selain alat tensi, ia juga menyoroti prosedur pengambilan darah yang tidak sesuai standar.

 “Biasanya ada alat khusus yang digunakan, tapi di RSUD Maumere darah saya diambil dengan jarum suntik langsung ditusukkan ke tangan,” katanya.

Ia juga mengungkapkan, alat deteksi pernapasan untuk anak tidak tersedia, sehingga pihak rumah sakit harus meminjam dari salah satu puskesmas. 

Saat ia bertanya sejak kapan kondisi tersebut terjadi, petugas menjawab bahwa kekurangan alat itu sudah diusulkan sejak Mei 2025, namun belum mendapat tanggapan dari pihak terkait.

“Ini fakta yang sangat memprihatinkan. Bahkan saat itu ada satu pasien meninggal dunia. Saya tidak tahu apakah karena kekurangan alat atau fasilitas, tapi kondisinya sungguh menyedihkan,” tambahnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved