TERAS dari Seminari San Dominggo
Melukis Dunia yang Terlupakan: Sebuah Sisipan untuk Lakon ‘Melukis Dunia’ karya TERAS
Melukis Dunia bukan hanya cerita. Ia adalah jeritan lembut, tentang harapan yang ingin kembali. Tentang remaja
Jika keluarga mampu hadir sebagai ruang damai dan pendidikan karakter, maka generasi muda akan tumbuh sebagai harapan bangsa yang tidak hanya cerdas secara digital, tetapi juga matang secara spiritual.
Melalui panggung teater, “Melukis Dunia” mengajak kita semua untuk merenung: apakah kita masih memberi ruang bagi spiritualitas dalam kehidupan remaja? Ataukah kita telah membiarkan mereka melukis dunia yang hampa, tanpa warna kasih, makna, dan harapan?
Sudah saatnya kita kembali ke akar. Menjadikan keluarga sebagai ruang pertama kasih, pendidikan sebagai taman nilai dan seni sebagai suara jiwa yang menyembuhkan.
Di tengah riuh teknologi, di antara layar yang tak pernah padam, remaja berdiri di persimpangan. Mereka bukan sekadar pengguna gawai, bukan sekadar penikmat dunia maya.
Mereka adalah penjaga masa depan. Penulis bab baru sejarah bangsa. Pemilik mimpi yang menunggu untuk ditumbuhkan. Dan untuk itu, mereka butuh pelukan keluarga, bimbingan yang jujur, dan seni yang menghidupkan nurani.
Mari kita rawat mereka. Dengan cinta yang mendidik. Dengan nilai yang membebaskan. Dengan seni yang menyentuh luka dan mengubahnya menjadi harapan.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
TERAS dari Seminari San Dominggo
Teater Melukis Dunia
Anselmus Dore Woho Atasoge
Taman Kota Felix Fernandez Larantuka
TribunFlores.com
Sabtu Besok, Nara Teater Pentaskan 'Ibu Tanah' di Taman Kota Lewoleba Lembata |
![]() |
---|
Teater Setali Cahaya di Maumere: Hantu Kapitalisme dan Ancaman Pantai yang Direnggut Pariwisata |
![]() |
---|
Komunitas KAHE dan AGHUMI Bali Pentaskan Teater 'Setali Cahaya' |
![]() |
---|
Terinspirasi Kisah W Z Johannes, Komunitas Seni Teater Saja Ruteng Gelar Pementasan X-Ray Mission |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.