Longsor di TTU
Fransiskus Cemas Dengar Bunyi Retakan Tanah di Desa Kiuola TTU, Kini Mengungsi Mandiri
Keputusan tersebut dilaksanakan usai semalam mereka dihantui rasa cemas lantaran sepanjang malam, pergeseran posisi rumah sangat terasa.
Ringkasan Berita:
- Keluarga Fransiskus Satban dan Bernadus Ratrigis memindahkan perabot rumah tangga ke lokasi aman karena rumah terancam longsor.
- Lantai retak, dapur jatuh ke kali, dan jalan umum putus akibat erosi Kali Noemuti.
- Harapan agar pemerintah membangun rumah baru dan bronjong untuk mencegah longsor lanjutan.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon
TRIBUNFLORES.COM, KEFAMENANU - Korban bencana tanah longsor di RT 002, RW 001, Dusun 1, Desa Kiuola bernama Fransiskus Satban menyebut ia dan keluarganya memutuskan untuk melakukan evakuasi mandiri usai pagi tadi mendengar bunyi retakan tanah disertai pergeseran posisi rumah.
Ia menjelaskan, sebelumnya beberapa fasilitas seperti WC, kandang ternak dan dapur telah jatuh ke bantaran kali usai banjir mengikis bantaran kali.
Fransiskus mengaku saat ini telah memindahkan semua perabot rumah tangga di rumah milik keluarga di RT 011, RW 005, Desa Kiuola.
Keputusan tersebut dilaksanakan usai semalam mereka dihantui rasa cemas lantaran sepanjang malam, pergeseran posisi rumah sangat terasa.
Baca juga: Nasib Ibu Hamil Dirujuk dari Maumere ke RSUD Ende, Dapat Perawatan di Tengah Jalan Karena Longsor
Ia mengaku cemas dan takut beberapa waktu terakhir. Pasalnya, lantai rumah milik mulai retak tak terkendali. Sedangkan dapur rumah miliknya sudah terjatuh ke dalam kali.
Sebelumnya, lantai tanah dapur tersebut hanya mengalami rekahan kecil. Untuk mengantisipasi insiden tersebut, beberapa waktu lalu, Fransiskus dan keluarganya telah melakukan pembongkaran terhadap bangunan dapur.
"Lantai di rumah besar sudah mulai pecah-pecah terbelah," ungkapnya.
Dikatakan Fransiskus, beberapa hari terakhir wilayah Desa Kiuola dan sekitarnya dilanda hujan lebat. Hal ini menyebabkan banjir di Kali Noemuti meluap dan perlahan mengikis dinding tanah.
"Tadi malam kami semua tidur bentang kasur di ruang tamu. Karena semua kamar sudah mau jatuh ke kali," ungkapnya
Selain itu, fasilitas jalan umum yang berada di depan rumah Fransiskus telah putus total. Saat ini jalan tersebut tidak lagi dilalui kendaraan maupun pejalan kaki.
Ia berharap pemerintah daerah bisa membantu membangun rumah atau membangun bronjong di sepanjang bantaran kali tersebut.
Sebelumnya diberitakan, dua kepala keluarga (KK) di RT/RW, 002/001, Desa Kiuola, Kecamatan Noemuti Kabupaten TTU NTT melakukan evakuasi mandiri, Minggu, 16 November 2025. Hal ini disebabkan oleh Bencana tanah longsor mengancam warga setempat yang bermukim di sepanjang Bantaran Kali Noemuti.
Berdasarkan informasi yang dihimpun POS-KUPANG.COM, dua kepala keluarga yang melakukan evakuasi mandiri yakni Fransiskus Satban dan Bernadus Ratrigis.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/flores/foto/bank/originals/EVAKUASI-MANDIRI-Keluarga-Fransiskus-Satban-dan-Bernadus-Ratrigis.jpg)