Berita NTT

Ketua Sinode GMIT Minta Agar Ujaran Kebencian Diabaikan, Pdt Mery Kolimon: Biarkan Dia Pergi

Ketua Sinode GMIT, Pdt Mery Kolimon meminta agar bullying ataupun ujaran kebencian perlu diabaikan. Jangan simpan di hati, biarkan dia pergi.

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / IRFAN HOI
Ketua Sinode GMIT, Pdt Mery Kolimon. Pdt Mery Kolimon meminta agar bullying ataupun ujaran kebencian perlu diabaikan. Menurutnya, perlakuan orang lain mengenai bullying dan ujaran kebencian akan menjadi racun bila disimpan dalam hati. Pdt Mery menyampaikan ini dalam suara gembalanya di pembukaan sidang Majelis Klasis Kota Kupang di gereja Horeb Permunas, Selasa 7 Februari 2023 lalu. 

TRIBUNFLORES.COM, KUPANG - Ketua Sinode GMIT, Pdt Mery Kolimon meminta agar bullying ataupun ujaran kebencian perlu diabaikan.

Menurutnya, perlakuan orang lain mengenai bullying dan ujaran kebencian akan menjadi racun bila disimpan dalam hati.

Pdt Mery menyampaikan ini dalam suara gembalanya di pembukaan sidang Majelis Klasis Kota Kupang di gereja Horeb Permunas, Selasa 7 Februari 2023 lalu.

"Jangan simpan di hati kita, biarkan dia pergi. Lepaskan dia pergi," kata dia.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 10 Februari 2023, Mengakui dan Menyesali Dosa

 

Ia menjabarkan maksud tersebut mengenai masa kepemimpinann yang akan berakhir tahun ini sebagai ketua Sinode GMIT. Dia bilang, dalam perjalanannya selama ini, dirinya selalu diberi dukungan oleh semua pihak termaksuk para pendeta.

Menurutnya, saat-saat adanya 'badai', para pendeta selalu memberi dia sokongan. Dukungan itu merupakan kekuatan. Ada juga, pihak lain yang memberi dia kritikan. Baginya kritik merupakan bagian dari mengingatkan bahwa pelayanan harus berjalan sesuai tujuan. Dengan begitu, perlu ada kehati-hatian dari dirinya ketika menjadi ketua Sinode GMIT.

Walau merasa bebannya sedikit berkurang menjelang akhir jabatannya, Pdt Mery mengaku akan memberi pelayanan terbaik hingga berakhirnya kepemimpinan.

Baca juga: Cegah ASF, Warga Diajak Beli Daging Babi dari Rumah Potong Hewan

Dia berujar, membaca media sosial (medsos) harus bisa dipilah. Membaca yang penting-penting. Pdt Mery menerangkan, dahulu ketika mazmur ditulis menyebutkan kumpulan pencemooh duduk berkumpul dan minum kopi. Berbeda dengan sekarang, kumpulan pencemooh berada di medsos.

"Kalau kita serap itu semua racun-racun ke dalam hati, kita jadi sakit dan tidak menjadi berguna untuk Tuhan dan pekerjaan. Jadi biarlah dia pergi dengan bully, ujaran kebencian," tegasnya.

Sisi lain, dia berharap semuanya bisa menerima bagian itu dengan roh Kudus sebagai bagian dari pelayanan.

Dia menyampaikan ucapan terima kasih kepada Klasis Kota Kupang yang telah memberinya kepercayaan menjadi ketua Sinode GMIT. Baginya itu merupakan bentuk kepercayaan bahwa seorang perempuan mampu menjadi pemimpin.

Agak berbeda dengan sistem patriarki yang sering kali mengabaikan kepemimpinan perempuan, terkecuali memiliki gelar doktor. Ia memaparkan ada 64 persen perempuan hebat saat ini ada di GMIT. (Pos Kupang.Com)


Ikuti Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved