Berita NTT

Gandeng Bank NTT, Pemkot Kupang dan Lemonilo, Indomaret Gelar Pelatihan Pelaku UMKM di Kota Kupang

Gandeng Bank NTT, Pemkot Kupang dan Lemonilo, Indomart gelar pelatihan bagi pelaku UMKM yang ada di Kota Kupang.

Editor: Hilarius Ninu
POS-KUPANG.COM /IRFAN HOI
Pelatihan UMKM di Kota Kupang yang digelar Indomarta menggandeng Bank NTT, Pemkot Kupang dan Lemonilo. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG -PT. Indomaret menggelar pelatihan kewirausahaan mandiri bagi pelaku UMKM di Kota Kupang.

Pelatihan ini melibatkan puluhan pelaku UMKM yang ada.

Kegiatan berlangsung di aula Rumah Jabatan WaliKota Kupang, Kamis 9 Maret 2023.

Yang mana pelaksanaan pelatihan bagi pelaku UMKM di Kota Kupang ini menggandeng Bank NTT, Pemkot Kupang dan Lemonilo.

Baca juga: KOMODO GIFT, UMKM Binaan Bank NTT Kini Banjir Pengunjung Hingga Pejabat Negara

Peserta pelatihan tidak hanya kelompok perempuan yang mendominasi, ada juga pelaku UMKM dari kelompok pria. Semua tampak serius mengikuti pemaparan materi yang disampaikan.

Akademisi dari Politeknik Negeri Kupang, Jappy P. Fanggidae dalam kesempatan itu menyampaikan materi mengenai pemanfaatan media sosial sebagai sarana penjualan produk.

Menurut dia, pelaku UMKM harus menggunakan berbagai platform media sosial (medsos) dalam pengembangan dan pemasaran usaha. Baginya sarana ini bisa membantu bisnis bisa lebih cepat berkembang dengan pendapatan yang lumayan.

Jappy mengingatkan pemanfaatan medsos juga harus memperhatikan harga dan kualitas produk yang akan berimbas pada kepuasan pelanggan. Dunia bisnis, akan sangat berbeda dan membutuhkan bisa menarik  konsumen.

Baca juga: Jalan Menuju Obyek Wisata Alam Compang Teber Rusak, Sekdis PUPR Manggarai Timur: Belum Ada Anggaran

Tiap pelaku bisnis harus bisa mengetahui target produk atau sasaran yang akan dijual. Ada juga perlu membangun image produk yang ada agar bisa laku di konsumen.

Paling banyak pengeluaran disiapkan pada momentum awal produk diluncurkan. Sarannya bisa menggunakan media sosial berbayar karena disitu sudah ada berbagai fitur kemudahan yang bisa mengkategorikan siapa saja untuk membaca, maupun radius jarak konsumen.

"Kalau bisnis sudah berjalan bagus, bisa disisihkan untuk anggaran marketing. Saran saya bisa menggunakan media sosial karena lebih bisa menyasar ke konsumen," kata dia.

Jappy juga bilang, seringkali pengusaha mendapat perlakuan kurang baik dari konsumen seperti orderan yang dibatalkan. Ia menyebut fenomena seperti itu karena ketidakdewasaan dari konsumen.

Satu sisi, hingga kini juga belum ada sistem yang paten untuk mengatasi masalah tersebut. Memang akan kesulitan mengontrol pelaku konsumen yang disampaikan. Namun, risiko tiap usaha memang sering juga terjadi hal demikian. Tetapi, bisnis memang juga sering diterpa masalah begitu.

Untuk itu dia menyarankan agar penggunaan media sosial yang berbayar agar bisa menyasar lebih banyak konsumen dengan kategorial yang telah ditentukan, disamping adanya titik jangkauan yang sudah ditetapkan.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved