Berita Ngada
Gedung Lama Tidak Layak, Ngada Dirikan Rumah Sakit Rp 200 Miliar di Lahan 10 Ha.
Ditengah keterbatasan anggaran,Bupati Ngada melaksanakan terobosan yang berani mendirikan RSUD Bajawa yang baru menjawab pelayanan kesehatan warganya
Penulis: Egy Moa | Editor: Egy Moa
TRIBUNFLORES.COM,BAJAWA-Terobosan yang berani kembali dilakukan oleh Bupati Ngada,Andreas Paru menyediakan fasilitas kesehatan yang memadai kepada167 ribu jiwa warganya.
Harus melewati tarik-menarik kepentingan sangat besar hingga tinggalkan ruang sidang DPRD Ngadaa, Bupati Ngada menggolkan rencana pembangunan baru RSUD Bajawa Tipe C sekitar Rp 200 miliar lebih pada lahan seluas 10 Ha di Late, Kecamatan Golewa Barat. Alokasi anggaran dikakukan secara bertahap selain anggaran dari Kementerian Kesehatan RI.
“Bangunan RSUD lama tidak layak. Luas lahan sekitar 2.000-an meter persegi. Sejak dibangun tahun 1978, hanya rehab kecil-kecilan. Kalau sedang banyak kunjungan,ada yang harus tidur di lantai,”Andreas membeberkan kondisi RSUD Bajawa, kepada TribunFlores.com menemuinya Rabu 8 Maret 2023 di Bajawa.
Andreas membeberkan berbagai upayanya memulai pendirian gedung baru RSUD. Pembahasan anggaran pinjaman daerah dengan DPRD Ngada disetujui alokasi Rp 5 miliar, sedangkan bupati menghendaki alokasi Rp 25 miliar.
Baca juga: Bergumul Doa Novena, Bupati Ngada Batal Rumahkan 2.000an Tenaga Kontrak
“Kalau hanya disetujui Rp 5 miliar untuk apa,” cerita Andreas.
“Terjadi perdebatan di DPRD.Katanya Rp 20 miliar untuk amankan pokir (DPRD). Tarik ulur tidak ada kesepakatan. Saya ajak wakil bupati, Bappeda dan semua pimpinan OPD tinggalkan ruangan rapat,” kata Andreas.
Kejadian itu, kenang Andreas sekitar pukul 22.00 Wita pada saat APBD Ngada tahun 2023 harus ketuk palu.
Dikatakanya, dana Rp 100 miliar pinjaman Bank NTT selain dialokasikan pembangunan RSUD Bajawa juga untuk mekanisasi pertanian, pengadaan 19 unit perahu motror dan pembenahan destinasi wisata dan penataan Kota Bajawa sebagai etalase.
Baca juga: Mahasiswa Asal Ngada Ini Ungkapkan Alasan Kuliah di Akper Lela Maumere
“Sudah mau ketuk APBD 2021.Ayo semua keluar ikut saya ke kantor bupati. Tinggalkan mereka sendiri. Saya bilang selama rencana kita tidak diakomodir DPRD, silahkkan mereka lanjutkan,”tegas Andreas.
Wakil Bupati Ngada, mantan anggota DPRD Ngada akhirnya melakukan negosisasi. Bupati Ngada bersama tim anggaran dan pimpinan OPD kembali ke Gedung DPRD Ngada melanjutkan sidang. Dewan menyetujui alokasi Rp 25 miliar untuk pembangunan RSUD Bajawa.
“Mestiya kita punya nuranilah. Kebutuhan ini vital. RSUD ini dibangun 1978 diatas lahan 2000 meter. Kondisinya tidak layak pelayanan kesehatan,” kata Andreas.
Meski dinilai setengah hati, tanggal 24 September 2022 dilaksanakan peletakan batu pendirian RSUD Bajawa. Pada saat seremoni, tak satu pun dari 25 anggota dewan yang hasir.
Baca juga: Gerbang Tani Ngada dan Poktan Nuk Mose Tanam Jahe Emprit di Desa Ngara
“Itu kan indikator mereka tidak setujui rencan pendirian RSUD Bajawa. Mereka setuju hanya setengeh hati. Padahal kebutuhan ini sangat viyal untuk kebutuhan masyarakat Ngada. Toh tidak apa-apa mereka tidak hadir. Kita jalan saja,” ujar Andreas.
Setelah peletakan batu pertama, Bupati Ngada menemui Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin di Jakarta. Kejanggalan terjadi sebelum pertemuan tahun silam.
Staf Kemenkes menanyakan mengenai jumlah orang dan kendaraan yang akan digunakan. Entalah akan disiapkan tempat pertemuan dan lokasi parkir.
“Saya bilang hanya satu mobil dengan tiga orang. Saya, satu staf dan ajudan,” tegas Andreas.
Baca juga: Masyarakat Kabupaten Ngada Apresiasi Pelayanan Paspor "Jempolan Bajo"
Menjelaskan kehadiran tim kecil demi efisiensi anggaran, Bupati Ngada dipuji Menkes. Bahkan sambil berdiri Budi Gunadi memberi jempol kepada Bupati Ngada. Rupanya pengalaman tahun-tahun sebelumnya,jika Pemda membangun RSUD selalu datang membawa tim besar. Ad direktur RSUD, kepala dinas kesehatan, bidang terkait, Bappeda, PU ikut dan lain-lainya.
Pada saat menjelaskan kondisi RSUD yang lama,Budi Gunadi menghentikan penjelasan bupati meminta diperlihatkan google map kondisi RSUD Bajawa. Terletak di lokasi padat bangunan dengan bangunan yang kecil, Menkes menegaskan bangunan ini tidak layak untuk pelayanan kesehatan.
Demikian juga ketika disampaikan master plan lokasi baru RSUD, Bupati mengatakan studi pembangunan ini bekerja sama dengan Fakultas Teknik dan Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta.
Andreas pun menjelaskan bahwa mencapai masyarakat Ngada yang unggul maka kesehatan dan pendidikan masyarakat harus baik.
Baca juga: Dandim Ngada Tinjau Jembatan Pomakeke yang Putus Akibat Banjir di Aeramo Nagekeo
“Kalau dua aspek ini baik, saya yakin pasti kualitas sumber daya manusia juga baik,” kata Andreas. Namun, kesehatan masyarakat bisa unggul kalau didukung fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai.
Bahkan, dalam kondisi sulit karena anggaran di-refocussing untuk kebutuhan penanganan pandemi Covid-19, Pemda Ngada melakukan pinjaman daerah Rp 100 milar. Diantaranya dialokasikan Rp 25 miliar memulai pembangunan RSUD.
Langkah lain, kata Andreas, semua putra/putri asal Ngada yang lulus test di fakultas kedokteran di semua perguruan tinggi dibiayai oleh pemerintah daerah. Saat ini sebanyak 32 putra/putri Ngada menempuh pendidikan kedokteran.
Demikian halnya, insentif dokter spesialis dinaikkan, selain menyediakan rumah dan kendaraan untuk pelayanan kesehatan.
Kepada Dirjennya, Menkes menyatakan terobosan yang dilakukan di Ngada bisa dijadikan contoh bagi daerah lainya. Kebanyakan kabupaten/kota, kata Menkes selalu mengandalkan anggaran dari DAK atau APBN.
“Kami mulai dari keterbatasan, Pak Menkes menyatakan kami akan bantu, Andreas menirukan Menkes.
Terobosan yang dilakukan Bupati Ngada sampai juga ke telinga Wakil Ketua Komisi Bidang Kesehatan DPR RI asal NTT, Melky Lakalena. Melky apreasi terobosan Bupati Ngada.
Bahkan dia bilang, terobosan Ngada juga dijadikan contoh bagi kabupaten/kota yang akan mendirikan RSUD. Melky juga menyakikan akan mengupayakan alokasi anggaran dari pemerintah pusat.
“Kita bangunan cicil. Kalau tunggu sampai ada uang Rp 200 miliar baru bangun, kita tidak pernah punya rumah sakit yang bagus,” tandas Andreas. *
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.