Flores Bicara

Ketua DPRD NTT Emi Nomleni, Minta Kaum Laki-Laki Ambil Peran Aktif Turunkan Angka Stunting

"Kalau omong stunting ini ni, hari ini yang paling banyak mengurus stunting adalah kaum perempuan, karena dia yang diberi tanggung jawab

|
Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/SCREENSHOT
STUNTING - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Ir. Emilia J. Nomleni, menyampaikan, dalam menangani stunting, diharapkan kaum laki-laki juga terlibat aktif membantu kaum perempuan. Karena menurut Emi Nomleni, selama ini berdasarkan pengamatannya, kaum perempuan lebih banyak terlibat aktif dalam menurunkan angka stunting sedangkan kaum laki-laki jarang terlibat. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Ir. Emilia J. Nomleni, menyampaikan, dalam menangani stunting, diharapkan kaum laki-laki juga terlibat aktif membantu kaum perempuan.

Karena menurut Emi Nomleni, selama ini berdasarkan pengamatannya, kaum perempuan lebih banyak terlibat aktif dalam menurunkan angka stunting sedangkan kaum laki-laki jarang terlibat.

"Kalau omong stunting ini ni, hari ini yang paling banyak mengurus stunting adalah kaum perempuan, karena dia yang diberi tanggung jawab secara sosial oleh masyarakat bahwa perempuanlah yang menjadi pemegang pola asuh anak. Nah, kalau dia tidak cukup ekonomi yang baik, kalau bapak-bapak jalan dan tidak memberikan kecukupan makanan untuk keluarganya yah, ibu-ibu nanti yang akan cari ubi, pisang ke kebun. Nah ini yang harus kita lakukan bersama-sama," ujarnya pada 24 Maret 2023 saat menghadiri talkshow yang digelar oleh TribunFlores.com.

Tak hanya itu Emi Nomleni pun menuturkan, dalam menangani stunting, semua elemen harus bergandengan tangan secara bersama-sama.

Baca juga: Wagub NTT Josef Nai Soi: Ada Kolaborasi Masif Pentahelix dalam Penurunan Angka Stunting

 

"Karena saya ingin penanganan stunting ini menjadi gerakan, gerakan kita semua. Kalau hanya diberi tugas bahwa pemerintah harus mengintervensi apa semua, yah itu tadi sebatas pada posisi ini atau ini," katanya sambil menunjukkan ukuran tinggi rendahnya angka stunting dengan tangannya.

Terkait gerakan bapak asuh yang dilanching beberapa bulan lalu dalam kaitannya dengan stunting, Emi Nomleni mengharapkan gerakan tersebut tak hanya sebatas wacana namun dapat diimplementasikan. "Saya ingin bahwa gerakan itu diimplementasikan. Dengan kita semua terlibat di dalamnya," tandasnya.

Dalam kesempatan itu, Emi Nomleni juga mengatakan Provinsi NTT sejauh ini masih memiliki angka stunting yang cukup tinggi.

"Meski demikian Kita bersyukur bahwa kolaborasi bersama antara pemerintah Provinsi, kabupaten dan masyarakat dalam waktu-waktu ke sini sudah mulai ada perubahan. Walaupun juga belum bisa dikatakan turun yang luar biasa tapi paling tidak sudah ada angka-angka yang memberi kita gambaran bahwa apa yang selama ini kta lakukan dalam konteks penanganan bersama itu bisa berjalan," pungkasnya.

Ketua DPRD NTT dari partai PDIP itu menyebutkan stunting merupakan akumulasi dari banyak hal seperti kemiskinan, ketidakmampuan ekonomi, dan soal pengetahuan atau pendidikan dan faktor lainnya.

"Sekarang ini kita bicara tentang orang harus makan nasi dan orang harus makan yang luar biasa yang membuat masyarakat yang tidak mendapat edukasi yang cukup tentang pendidikan, dia menganggap bahwa makanan yang sehat itu adalah makanan-makanan orang kota. Padahal, di kampung-kampung itu juga memiliki makanan yang luar biasa. Kita contohkan yang sederhana mungkin ini bisa diperdebatkan tapi kenapa orang kita yang keluar dari kampung dan bersekolah di kota, mereka juga memiliki kemampuan yang cukup"

"Karena dulu itu mereka juga mengkonsumsi ubi, mengkonsumsi pisang, mengkonsumsi sayur-sayuran, tapi juga ternak mereka cukup, ada telur, ayam. Tetapi hari ini justru menjadi lebih berubah mereka menjual itu ke kota dan membeli makanan itu di kota dan memberikan kepada anak-anak," jelasnya.

Soal pemberantasan stunting, Emi menimpali, kalau pemberantasannya tidak dimulai dari akar, maka anak-anak yang mengalami stunting tetap akan ada.

"Oleh karena itu, memang hari ini kita menyelesaikan yang sudah terjadi tetapi juga kita mulai menyiapkan yang di bawah ini untuk tidak terdampak stunting," terangnya.

Makanya kenapa sekarang pemerintah ada dalam kolaborasi untuk calon ibu-ibu muda. Hal tu dikarenakan, menurut Emi Nomleni, ibu-ibu muda harus dipersiapkan untuk mendapatkan pil-pil tambah darah supaya sehat.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved