Berita TTS

Sembelih Babi Sakit, Karolina Ngorok Semalam Tak Sadari Diri dan Meninggal di RSUD SoE

Warga Desa Lakat,Kecamatan Kuatnana,TTS memperlihatkan gejalah aneh setelah makan daging babi.Ia ngorok,tak sadar dirujuk ke RSU lalu meninggal.

Editor: Egy Moa
POS KUPANG.COM/ADRIANUS DINI
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Selatan, dr. Ria Tahun. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Adrianus Dini

POS-KUPANG.COM,SOE-Seekor babi milik Fransina Nesimnasi (38) menunjukkan gelajah tampak sakit, Senin 17 Juli 2023. Babi itu disembelih didapatkan 13 kumpuk (leis) dijual kepada sanak keluarga di Desa Lakat, Kecamatan Kuatnana, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi NTT.

Fransina, domisili di RT 18, RW 8 Desa Lakat turut makan daging babi yang disembelih itu. Hari Senin tengah malam sekitar pukul 01.00 Wita atau Selasa dini hari, ibunda Fransina mendengar Fransina mengorok sangat keras. Dia menganggapnya  biasa, namun samoai sekitar pukul 07.00 Wita Fransina masih tetap mengorok.

Keluarga membangunkan Fransina dari tidurnya. Ternyata Fransina tidak sadarkan diri. Ia dibawa ke Puskesmas Tetaf kemudian dirujuk ke RSUD Soe mendapat perawatan medis. Namun hari Selasa, 18 Juli 2023 sekitar pukul 20.30 Wita meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten TTS, dr. Karolina R. A Tahun, dikonfirmasi Pos Kupang, Kamis, 20 Juli 2023 menyatakan kesimpulan sementara kematian korban bukan dikarenakan mengkonsumsi daging babi.

Baca juga: NTT Terima Kiriman Peti Ke-78 Jenazah PMI Ilegal asal Kabupaten TTS dari Malaysia

"Dugaan sementara penyebab terjadinya keadaan tidak sadarkan diri pada Fransina tidak disebabkan oleh keracunan daging babi.  Hal itu dikarenakan tidak ditemukan kasus tambahan pada semua keluarga dan kerabat yang mengkonsumsi makanan yang sama (daging babi)," kata Karolina.

Karolinas mengatakan, berdasarkan laporan Kepala Puskesmas Tetaf, Selasa 18 Juli 2023, pukul 17.00 Wita melalui Whats App dinyatakan pasien dirujuk ke RSUD Soe karena tidak sadarkan diri setelah makan daging babi. Mereka juga langsung mendatangi lokasi tempat tinggal korban.

"Selanjutnya Tim TRC Dinas Kesehatan Kabupaten TTS pada 18 Juli 2023, Pukul 19.00 Wita datang ke lokasi kejadian untuk melakukan investigasi dan penanggulangan kasus," jelasnya.

Hasil  investigasi didapatkan kronologis sebagai berikut. Hari, Senin, 17 Juli 2023 sekitar pukul 10.00 Wita, seekor babi milik Fransina Nesimnasi disembelih oleh keluarga karena babi tersebut kelihatan sakit sejak Sabtu, 15 Juli 2023.

Baca juga: BREAKING NEWS : 2 Hari Hanyut di Sungai, Pria di TTS Ini Ditemukan Meninggal Dunia

"Daging babi tersebut kemudian dibagi menjadi 13 tumpuk untuk dijual. Sisa daging tersebut diolah oleh keluarga untuk dikonsumsi bersama," kata Ria, sapaan dr.Karolina Tahun.

Sekitar pukul 11.00 Wita keluarga dan kerabat mengkonsumsi olahan daging berupa daging bakar dan makan dengan nasi.  Selanjutnya, sekitar pukul 17.00 Wita, keluarga dan kerabat kembali mengkonsumsi olahan berupa kuah daging babi, jagung campur buah papaya dan daun marungga serta sambal dalam jumlah yang banyak.

"Setelah makan sore bersama keluarga, mama Fransina dan keluarga lanjut makan daging bakar sambil minum minuman alkohol (sopi)," terangnya.

Sekitar pukul 22.00 Wita Fransina bersama keluarga beristirahat (tidur malam).

Baca juga: Cerita Pastor Paroki Noetoko RD Petrus tentang Awal Virus Rabies Masuk TTS

Selasa,  18 Juli 2023 Sekitar pukul 01.00 Wita dini hari ibu dari Fransina mendengar Fransina mengorok dengan sangat keras. Dia menganggapnya  biasa, namun sekitar pukul 07.00 Wita Fransina masih tetap mengorok.

Selanjutnya pada pukul 09.00 Wita, keluarga berusaha untuk membangunkan Fransina dari tidurnya tetapi Fransina tidak sadarkan diri. Fransina sempat dibawa ke Puskesmas Tetaf dan dirujuk ke RSUD Soe untuk mendapat perawatan secara medis.

Korban meninggal pada 18 Juli 2023, pukul 20.30 Wita di UGD RSUD Soe. Selain Fransina, ada juga korban lain Amelia Naklui (58) yang diduga keracunan dan dilarikan ke RSUD Soe. Setelah menjalani pemeriksaan, pasien Amelia sembuh dan pulang ke Lakat pada 19 Juli 2023, Pukul 09.30 Wita.

Karolina  menjelaskan, hasil penyisiran kasus oleh Tim TRC Dinas Kesehatan Kabupaten TTS dan Puskesmas Tetaf,   tidak mendapatkan kasus tambahan di lokasi kejadian baik yang mengkonsumsi bersama daging olahan maupun yang membeli untuk diolah sendiri.

Baca juga: Kabupaten TTU, Sikka dan TTS Terbanyak Pemilih Disabilitas di NTT

"Investigasi dilakukan terhadap 51 orang yang mengkonsumsi daging babi tersebut. Selain Fransina hanya ditemukan satu kasus tambahan dengan gejala lemas, nyeri kepala berlebihan mual dan muntah. Yang bersangkutan memiliki riwayat hipertensi," terangnya. *

Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved