Polemik SeleksiTaruna Akpol di NTT

Polda NTT Bantah Seleksi Catar Akpol Sarat KKN, Ariasandy: Kapolda Saja Tidak Bisa Intervensi

Polemik hasil seleksi calon taruna Akpol asal Polda NTT yang kebanyakan non NTT direspon Polda NTT lewat Kabid Humas Polda NTT Kombes Ariasandy.

Editor: Hilarius Ninu
TRIBUN FLORES.COM/CHRISTIN MALEHERE
Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol Ariasandy, S.IK. 

Laporan Reporter POS KUPANG.COM- Ryan Tapehen

POS KUPANG.COM, KUPANG-Polemik hasil seleksi calon taruna Akpol asal Polda NTT yang kebanyakan non NTT direspon Polda NTT lewat Kabid Humas Polda NTT Kombes Ariasandy.

Kepada Pos Kupang, Senin 8 Juli 2024 Kombes Ariasandy menegaskan tak ada praktik KKN disana sebab hasil seleksi setiap tahapan selalu diumumkan secara terbuka bahkan setiap peserta selejsi dan orang tua menyaksikan langsung perolehan nilai dan menyetujui itu.

Melihat isu yang berkembang diluar dirinya sangat menyayangkan sampai ada nada rasisme sebab bagi dia siapapun bisa mendaftar asal memenuhi semua persyaratan.

"Penerimaan Akpol dari NTT itu ada kuota Mabes 5 orang dan kuota reguler 6 orang sesuai dengan DIPA Polda NTT untuk penerimaan taruna akpol. Dari 11 orang yang lolos 1 orang suku asli ada 5 oramg lahir besar di sini lalu 5 ada pendatang tapi menetap di NTT. Mereka semua orang Indonesia," terangnya.

 

 

Baca juga: 85 Peserta Lulus Seleksi Administrasi Pengisian Jabatan Tinggi Pratama Pemprov NTT 

 

 

 

6 orang yang lolos dari kuota reguler yakni Yudhina Nasywa Olivia (perempuan), Arvid Theodore Situmeang, Reynold Arjuna Hutabarian, Mario Christian Bernalo Tafui, Bintang Lijaya, dan Lucky Nuralamsyah.

Sementara Ketut Arya Adityanatha, Brian Lee Sebastian Manurung, Timothy Abishai Silitonga, Mochammad Rizq Sanika Marzuki, Madison Juan Raphael Kana Silalahi lolos lewat jalur kuota mabes.

Melihat nama sejumlah pendatang yang nama marganya satu asal dengan Kapolda NTT, Ariasandy enggan berkomentar.

Namun dia menegaskan pendaftaran akpol ini terbuka bagi siapa saja selagi memenuhi persyaratan secara administrasi di seluruh wilayah Indonesia dan nantinya bila lolos mereka semua ditempatkan di seluruh Indonesia bukan di NTT saja.

 

 

Baca juga: BKH Minta Mabes Polri Jelaskan Terbuka soal 11 Taruna Akpol dari NTT, Singgung Anulir

 

Bahkan kata dia celah untuk melakukan KKN sangat tidak mungkin sebab proses seleksi diawasi ketat oleh internal dari Polda dan Mabes Polri juga pengawas eksternal dari unsur ada akademisi, media juga lain-lain.

"Hasil tes juga transparan dimana langsung diumumkan usai tes dan disaksikan orang banyak juga disetujui oleh orang tua para casis," ungkapnya.

Bahkan kata dia Kapolda saja sudah berulang kali menegaskan dirinya juga tidak bisa mengintervensi seleksi ini karena semua itu hasil keputusan panitia tes.

Bahkan mereka yang lolos kali inipun tidak serta merta bisa lolos di panitia Mabes sebab masihnada satu seleksi lagi yang dilakukan disana.

 

Baca juga: Kelangkaan BBM di Labuan Bajo Picu Masalah Baru, Pemerintah Diminta Buka-bukaan

 

Selain itu juga ada afirmasi khusus yang diberikan kepada putra putri NTT yakni pada tes psikologi yang terkenal susah diberikan kesempatan meskipun nilai dibawah ambang batas.

"Ada kebijakan Kapolri khsuas untuk anak Indonesia Timur termasuk NTT nilai tes psikologi meskioun dibawah ambang batas yakni 61 masih bisa mengikuti tes yang lain," ungkapnya.

Menurut Ariasandy, mereka yang dinyatakan lulus pun sudah berulangkali mengikuti seleksi Akpol. Sehingga, mereka itu sudah punya pengalaman yang mumpuni seperti Arvid Theodore Situmeang yang merupakan catar dengan nilai tertinggi, itu sudah ikut seleksi dua kali baru lulus.(ary)


Berita TRIBUNLORES.COM Lainnya di Google News

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved