Dinas P2KBP3A Flores Timur
Sasaran Stunting di Flores Timur NTT Malas ke Posko Masak PMT
Penyebab peningkatan prevalensi stunting di sejumlah di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, sepertinya akibat minimnya kesadaran
Penulis: Paul Kabelen | Editor: Hilarius Ninu
"Teman-teman kader sampai bawa makanan pergi ke rumah (sasaran stunting). Semua strategi kami lakukan dengan kasih sayang, kadang karena darah tinggi saya sampai marah," ujar Fransiska.
Kader Pembangunan Manusia (KPM) Desa Nileknoheng, Yasinta Danga, menyebutkan pihaknya memberikan sanksi bagi sasaran yang tak disiplin.
"Kami sudah sepakat pakai sanksi. Sasaran yang tak tepat waktu atau absen, maka denda Rp 6.000," jelasnya.
Baca juga: Stunting di Wulanggitang Flores Timur Naik 3 Bulan Terakhir, Ini Penyebabnya
Ketua Tim Penggerak PKK Desa Boru, Elisabet Geben Goran, mengaku bahan makanan yang sudah disiapkan sering mubazir karena minim kehadiran penerima sasaran.
Bahkan, jelasnya, Kepala Desa Boru sampai menjemput sasaran stunting untuk pergi ke tempat kegiatan PMT.
Sasaran sering mengambil PMT di posko lalu pulang dengan berbagai alasan. Padahal mereka wajib berada dalam satu tempat agar PMT berjalan terfokus. Setiap sasaran punya porsi makan sesuai takarannya.
"Kelala desa sampai perintahkan untuk jemput tapi tetap saja (tidak datang). Makanan yang kami siapkan mubazir," katanya.
Kepala Desa Hokeng Jaya, Gabriel Bala Namang, mengatakan salah satu masalah peningkatan stunting adalah situasi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Dia menerangkan, warga khususnya sasaran stunting terserang sejumlah penyakit seperti diare. Kondisi sasaran yang tak sehat akan mempengaruhi stunting saat penimbangan.
"Mau pergi posyandu, ada yang sakit dan menceret. Dalam kondisi tak sehat, berat badan pasti turun saat timbang," katanya.
Gabriel mengusulkan agar program kompas dihidupkan lagi untuk mengedukasi sasaran penerima stunting.
Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.