Opini Hari Komunikasi Sedunia
MANUSIA DI TENGAH PUSARAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Banyak contoh yang dapat kita sebutkan ketika manusia berhadapan denganteknologi komunikasi sebagai alat dan ketika teknologi komunikasi itu
Pemikiran Kritis Filosofis
Bangunan tulisan ini didasarkan pada pemikiran filosofis Karl Marx. Karl Marx lahir tahun 1818 di Trier dan meninggal di London tahun 1883. Marx dengan sangat tajam menganalisis dan mengkritik sistem liberalism yang berlaku pada masanya. Produksi yang sebenarnya dimaksudkan untuk membuat manusia menjadi bebas, tetapi de facto membuat manusia menjadi budak. Si pekerja diasingkan dari dirinya sendiri. Menurut pandangan Marx, sistem kapitalis itu suatu saat akan hancur (Snijders, 2004: 74-75).
Dalam pandangan Marx, manusia adalah makhluk yang bekerja (Homo Faber). Inilah hakikat manusia. Dalam dan melalui pekerjaannya manusia menjadi diri sendiri, bebas dan bahagia. Untuk bekerja ia menciptakan alat. Alat produksi makin lama makin berkembang. Sejarah alat produksi menentukan sejarah manusia. Bekerja berarti bekerjasama. Jadi, dalam dan melalui pekerjaan manusia menjadi saudara bagi sesamanya. Alat dan sistem produksi menentukan hubungan antar manusia.
Filsafat Marx disebut materialism historis. Sejarah materi yaitu sejarah alat-alat produksi sebagai susunan bawah menentukan susunan atas. Hukum, kesenian, etika, agama, dan seterusnya, termasuk dalam susunan atas. Kalau sistem produksi bersifat kapitalis, maka seluruh susunan atas juga bersifat kapitalis dan mendukung golongan yang berkuasa. Undang-undang melulu membela kaum kapitalis. Etika pun mendukung golongan yang berkuasa. Agama disebutnya racun karena membuat kaum buruh sabar dan tidak protes. Mereka mengharapkan suatu kebahagiaan sesudah kehidupan di dunia ini. Filsafat Marx juga disebut materialism dialektis karena gerakan sejarah berjalan dialektis melaluitesis, antithesis dan sintesis (Snijders, 2004: 75).
Karl Marx yakin bahwa sistem produksi yang ada dalam kapitalisme akan hancur. Dasar keyakinannya adalah pandangan Marx atas sejarah yang berjalan menurut hukum determinismedialektis. Namun ramalan Marx ini belum terbukti hingga saatini. Bahkan justru kapitalisme kian merajalela.
Baca juga: Pengunjung Asal Jakarta: Pemkab Ende Kurang Promosikan Rumah Pengasingan Bung Karno
Arus kemajuan teknologi komunikasi yang dahsyat menggugat kesadaran kritis kita untuk bertanya, dimanakah posisi manusia? Berkaitan dengan itu ada pendapat yang berkembang marak pada abad ke-20, yaitu ide tentang superman.
Superman (bahasa Jerman: Übermensch) adalah manusia ideal menurut Nietzsche. Superman mengembangkan ketrampilannya secara penuh, memenuhi potensinya, dan merangkul kehidupan – kehidupan dalam badan – dengan segala gairah dan nafsunya. Superman mempunyai visi dan menggerakkan langit dan bumi untuk mencapai tujuannya. Übermensch dimaksudkan untuk membebaskan dan meningkatkan mutu hidup manusia dan bukannya untuk menginjak orang guna mencapai visi yang picik. Namun sayang konsep superman ini salah dimainkan oleh beberapa orang yang kemudian menjadi penguasa, seperti Hitler, Napoleon dan Julius Caesar (O’Donnel, 2009 : 102).
Dalam kaitan dengan posisi manusia di tengah arus kemajuan teknologi komunikasi, manusia hendaknya tetap menjadi subyek yang memiliki kesadaran kritis dan cerdas dalam memanfaatkan teknologi sebagai hasil cipta atau karsa manusia. Teknologi komunikasi sebagai hasil cipta atau karsa manusia dapat membantu manusia untuk hidup lebih baik dan memudahkan manusia untuk mencapai tingkat kesejahteraan dan kualitas hidup yang lebih baik.
Posisi ideal seperti yang digambarkan di atas rasanya sulit untuk dipastikan jika kita melihat kenyataan yang terjadi. Kemajuan teknologi komunikasi yang sangat dahsyat telah “menyeret” manusia pada ketergantungan yang pada gilirannya akan mengirasionalkan manusia. Manusia bahkan bisa teralienasi dan seolah bermetamorfosis menjadi “robot”. Adakah Superman akan berubah menjadi superteknologi?
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.