Sidang Kasus Prada Lucky Namo

LIVE STREAMING Sidang Perkara Prada Lucky Namo di Pengadilan Militer Kupang

"Dilihat (Danki). (Terdakwa) diam saja. Kalau diperintahkan (untuk tidak melakukan pemukulan) itu bisa. Tapi tidak dilakukan," katanya. 

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-PENGADILAN MILITER KUPANG
SIDANG PERKARA LUCKY NAMO - Suasana sidang perkara Prada Lucky Namo di Pengadilan Militer Kupang, Senin (3/11/2025). Hadir sebagai saksi Pratu Kanisius Wae dan Terdakwa Lettu Ahmad Faisal. 

Selain Letkol Yusdiharto, ada oditur lainnya yakni Letkol Chk Alex Panjaitan. Pratu Kanisius dihadirkan sebagai saksi untuk terdakwa Lettu Inf. Ahmad Faisal. 

Dalam suasana itu, kata Kanisius, para senior diminta untuk meninggalkan lokasi berkumpul, sementara anggota yang baru untuk tetap di titik kumpul, termasuk almarhum. 

"Diperintahkan terdakwa untuk menginterogasi almarhum di Staf Intel. Saya, Pratu Alan dan Dansi Intel (mengantar almarhum purnawirawan ke ruang Staf Intel)," katanya. 

Setelah tiba di ruang itu, ia dan Pratu Alan diperintahkan kembali dan hanya menyisakan Dansi Intel dan almarhum. Pratu Kanisius tidak mengetahui setelah meninggalkan lokasi itu. 

Dia kembali ke ruang Staf Intel pada 28 Juli 2025 pada siang hari. Ketika ia melihat Dansi Intel sedang melakukan pemeriksaan terhadap almarhum. 

"Kami melihat ada Dansi Intel, Danki (terdakwa), almarhum, (Prada Richard Bulan) belum ada. Dansi Intel sementara BAP almarhum," katanya. 

Selain ada beberapa itu, dia juga melihat Pratu Abner. Pratu Abner memukul menggunakan selang ke almarhum sekitar tiga kali di bahu. Saat itu, Danki, Ahmad Faisal ada di ruangan itu. 

Pratu Abner tersulut emosi ketika mengetahui almarhum berasal dari Kupang dan memberikan nasihat. Bahkan Ahmad Faisal yang berada di ruangan itu hanya melihat pemukulan itu berlangsung. 

"Dilihat (Danki). (Terdakwa) diam saja. Kalau diperintahkan (untuk tidak melakukan pemukulan) itu bisa. Tapi tidak dilakukan," katanya. 

Ia sempat melarang beberapa anggota untuk tidak lagi mengambil almarhum untuk dipukul atau disiksa. 

Dia juga mengaku sempat mendengar suara teriakan almarhum namun tidak melihat siapa yang memukul karena saat itu Pratu Kansisus sedang beristirahat pada ruang bagian belakang Staf Intel. 

"Kami dengar banyak. Kami dengar suara cambuk selang," katanya. 

Dari ruang Staf Intel, almarhum dipindahkan ke ruang Staf Pers bersama Prada Richard J. Bulan. Ia juga mengaku sempat merawat almarhum ketika opname hari kedua di rumah sakit. 

Pratu Kanisius mengaku sempat berbicara dengan almarhum. Ia tidak mengetahui lebih jelas kondisi almarhum karena Prada Lucky Namo menggunakan pakaian. 

"Keluhannya bilang sakit di semua badan. Kami lihat di lengannya luka cambuk, kami hanya lihat di lengannya saja," katanya. 

Dalam keterangannya, Pratu Kanisius tidak mengetahui lebih jauh mengenai kabar hingga meninggalnya almarhum Prada Lucky Namo. (fan) 

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved