Banjir Bandang di Mauponggo

Akses Terputus Akibat Banjir, Balai PJN NTT Akan Bangun Dua Jembatan Beli di Mauponggo

"Kedepannya nanti kami akan mengirimkan dua jembatan beli untuk kedua titik ini untuk menjadi jembatan sementara

Penulis: Albert Aquinaldo | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/ALBERT AQUINALDO
JALAN DARURAT - Bekas jembatan Teodhae 1 yang menghubungkan Kampung Puuboa–Sawu yang rata dengan tanah akibat terseret banjir bandang. 

"Setelah kami selesai potong kayu dan bersihkan ranting-ranting dan material lainnya, kami lihat ada muncul kaki si om ini dan disitulah kami mulai tahu bahwa om ini sudah tidak bernyawa, itu yang namanya Om Gius bersama anaknya yang ketiga dan ibu mertuanya, setelah kami bersihkan semua kayu-kayu terus kami langsung angkat ketiga korban," tutur Wilhelmus.

Evakuasi terhadap ketiga korban banjir bandang di Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo itu dilakukan pada Selasa (9/9/2025) dini hari WITA.

"Kami angkat pertama itu Om Gius ini, taruh diatas seng, kemudian angkat anaknya kemudian mertuanya, setelah kami angkat semua kami baru kami angkat bibi ini yang masih bernapas dan langsung diantar ke Puskesmas Mauponggo, sedangkan ketiga korban yang meninggal ini kami pindahkan ke sebuah batu besar tapi tidak lama hujan lagi besar, kilat, itu sekitar jam 4 pagi lewat," ungkap Wilhelmus.

Karena cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai petir, mereka terpaksa meletakkan ketiga mayat yang telah ditemukan di sebuah batu besar dan ditutupi seng.

"Kami langsung omong dengan almarhum, om permisi, kami menghindar sedikit, kalau sudah terang baru kami datang lagi untuk pindahkan om," tutur Wilhelmus.

Pada saat itu, ungkap Wilhelmus, ada beberapa anggota Polsek Mauponggo yang juga berada di lokasi namun hanya berdiri di sebelah jalan agak jauh dari lokasi penemuan tiga jenasah tersebut.

Sedangkan bantuan dari kabupaten, ujar Wilhelmus datang pada Selasa (9/9/2025).

"Mereka datangnya nanti hari Selasa, ada yang datang pagi, siang bahkan ada yang sore, kami kewalahan waktu itu, kami agak sedikit kecewa karena dari pemerintah setempat responnya agak lamban," ujar dia.

Di hari kedua bencana, sejumlah anggota Koramil 04 Mauponggo dan Polsek Mauponggo datang ke lokasi guna membantu evakuasi para korban lainnya dan mencari beberapa korban hilang.

"Waktu itu kami tidak terlalu melihat siapa saja pemerintah yang datang di hari kedua karena kami saat itu masih urus korban untuk dimakamkan," ujar dia.

Meski demikian, Ia tetap mengaku kecewa terhadap Pemerintah Kabupaten Nagekeo yang dinilai lamban merespon bencana yang terjadi di wilayah Kecamatan Mauponggo karena banjir mulai terjadi sejak Senin (8/9/2025) sekitar pukul 16.00 WITA. 

Hingga memasuki hari keempat pasca bencana banjir bandang, ada tiga warga Kecamatan Mauponggo yang masih dalam upaya pencarian tim SAR dibantu aparat TNI dibantu warga setempat.

Salah satu korban yang masih dalam pencarian yakni Desiderius Geraldi, warga  Lajawolo, Desa Keliwatulewa yang baru berusia 14 bulan.

Selain itu, dua warga lainnya yang juga masih dalam upaya pencarian Mariano Tom Busa Jago (29) warga Desa Sawu Kecamatan Mauponggo dan Sebastiana So’o (42) warga Lajawolo, Desa Keliwatulewa, Kecamatan Mauponggo.

Sementara korban meninggal dunia berjumlah lima orang dan satu orang dalam keadaan kritis dan sedang dirawat di RSUD Aeramo.

Korban luka-luka diperkirakan sekitar tiga orang dan lebih dari 30 jiwa terpaksa mengungsi ke rumah-rumah warga dan kerabat. (Bet)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved