Berita Ngada
Fraksi Golkar Soroti Krisis Air, Desak Pemerintah Fokus Infrastruktur Dasar dan Ekonomi Rakyat
Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) DPRD Kabupaten Ngada menyoroti sejumlah persoalan penting dalam pandangan umumnya terhadap Rancangan
Penulis: Charles Abar | Editor: Ricko Wawo
Ringkasan Berita:
- Golkar menekankan pemenuhan air bersih sebagai hak dasar warga dan mendorong pendataan, perbaikan jaringan, serta pelibatan masyarakat.
- Kontribusi PAD hanya 6,9 persen dari Rp880,9 miliar, menunjukkan ketergantungan tinggi pada dana pusat.
- Kebijakan penertiban usaha penyulingan moke dinilai belum berpihak pada masyarakat kecil.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Charles Abar
TRIBUNFLORES.COM, BAJAWA – Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) DPRD Kabupaten Ngada menyoroti sejumlah persoalan penting dalam pandangan umumnya terhadap Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan Nota Keuangan Kabupaten Ngada Tahun Anggaran 2026.
Pandangan umum Fraksi Golkar tersebut disampaikan menyusul pembacaan Nota Keuangan oleh Bupati Ngada, Raymundus Bena, dalam sidang paripurna DPRD Ngada yang digelar Selasa (11/11/2025).
Agenda pandangan umum fraksi-fraksi berlangsung Rabu (12/11/2025) di ruang rapat utama DPRD Ngada dan dipimpin oleh Wakil Ketua 2 Jois Jawa, didampingi Ketua DPRD Ngada Romilus Juji, Wakil Ketua I Rudi Wogo. Dari unsur pemerintahan hadir Bupati Ngada Raymundus Bena, Pj Sekda Ngada, Jhoni Watu, dan pimpinan OPD lain.
Baca juga: Jadwal ETMC XXXIV Ende Jumat 14 November 2025, Persena Nagekeo Vs Nirwana, PSN Ngada Vs Perseftim
Dalam kesempatan itu, Ketua Fraksi Golkar DPRD Ngada, Aty Watungadha, menegaskan bahwa penyediaan air bersih di Desa Naru, Kecamatan Bajawa, harus menjadi prioritas utama pemerintah daerah pada tahun anggaran 2026.
Menurut Aty, persoalan air bersih di Desa Naru sudah berulang kali disampaikan dalam rapat dan masa sidang sebelumnya, namun hingga kini belum ada tindak lanjut nyata dari Pemerintah Daerah.
“Pemenuhan air bersih adalah hak dasar masyarakat. Ini bukan hanya persoalan infrastruktur, tetapi menyangkut martabat dan kualitas hidup warga. Pemerintah harus segera mengambil langkah konkret,” tegas Aty Watungadha di hadapan peserta sidang, juga tertuang dalam draf yang di peroleh media ini.
Fraksi Golkar meminta Pemerintah Daerah melakukan pendataan menyeluruh terhadap jaringan air bersih di Desa Naru, memperbaiki sarana penampungan dan pipa distribusi, serta melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sumber air agar program tersebut berkelanjutan.
Selain menyoroti krisis air di Naru, Fraksi Golkar juga memberikan kritik tajam terhadap struktur APBD 2026 yang dinilai masih didominasi oleh belanja operasional. Dari total belanja daerah sebesar Rp889,77 miliar, sekitar 76 persen dialokasikan untuk belanja rutin, sedangkan belanja modal hanya 1,9 persen.
Menurut Aty, dominasi belanja operasional dapat menghambat percepatan pembangunan fisik dan pelayanan publik.
“APBD harus menjadi alat percepatan pembangunan, bukan sekadar membiayai rutinitas birokrasi. Belanja modal untuk infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, irigasi, dan sarana ekonomi produktif perlu ditingkatkan,” ujarnya.
Dari sisi pendapatan, Fraksi Golkar menilai kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang hanya mencapai 6,9 persen dari total pendapatan Rp880,9 miliar masih sangat rendah. Hal ini menunjukkan ketergantungan tinggi terhadap dana transfer pusat.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/flores/foto/bank/originals/Ketua-Fraksi-Partai-Golkar-DPRD-Ngada-Aty-Watungadha.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.