Berita NTT

NTT Kekurangan Ahli Psikolog Dampingi Anak Korban Kekerasan dan Pelecehan

Meningkatnya peristiwa ini tidak sebanding dengan ketersediaan ahli psikolog dalam pendampingan terhadap korban terutama anak-anak.

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM
BERI PENJELASAN - lien Adriany, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) NTT memberikan penjelasan soal kekurangan Psikolog di NTT, Kamis 11 Mei 2023. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon

TRIBUNFLORES.COM, KUPANG - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) NTT mengatakan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyebutkan beberapa tahun belakangan mengalami peningkatan jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Meningkatnya peristiwa ini tidak sebanding dengan ketersediaan ahli psikolog dalam pendampingan terhadap korban terutama anak-anak.

"Iya, sangat kurang, karena NTT ini luas, 22 kabupatan kota, seperti daratan Sumba saja baru ada satu psikolog. Memang SDM kita masih kurang," kata Kadis DP3A NTT, dr. lien Adriany, Rabu 10 Mei 2023.

Baca juga: Cabuli 2 Anaknya yang Masih Dibawah Umur, Ayah Tiri di Ende Terancam 15 Tahun Penjara

 

Menurut lien Kebutuhan ahli psikolog memang diperlukan dalam proses trauma healing kepada para korban kekerasan seksual terutama anak-anak.

Namun NTT masih kekurangan tenaga psikolog seperti di Alor maupun di seluruh daratan Pulau Sumba.

Untuk mengantisipasi itu pihaknya selalu meminta keterlibatan langsung dari Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

"Ya karena sebagian besar wilayah NTT memang belum memiliki tenaga ahli," sebutnya lagi.

Selain dengan kementerian, pihaknya juga meminta bantuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli kepada perkumpulan psikolog yang ada di NTT.

"Karena sarjana psikologi saja belum tentu bisa menangani pasien karena belum boleh tapi perlu yang psikolog atau profesi psikolog," sebutnya.

Ada kasus di Alor yang baru-baru terjadi dan ini pun tidak memiliki ahli psikologisnya sehingga didatangkan langsung dari kementerian.

"Setiap hari ada kasus yang bisa terjadi. Semua ada, cuman ada yang viral dan tidak viral kan," sambung dia.

Iien menyatakan kasus asusila yang terjadi di Ende dan Kota Kupang sampai menjadi sorotan sebelumnya pun sudah ditangani oleh psikolog.

Kasus di Ende ini sendiri adalah seorang guru agama di satu SD yang diketahui mencabuli 7 siswanya. Begitu pun di Kota Kupang seorang pengajar sekolah minggu diketahui mencabuli 3 anak didiknya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved