Berita NTT

Sudah 10 Warga NTT Meninggal Digigit Hewan Penular Rabies

Semakin banyaknya kasus gigitan hewan penular rabies dan korban yang meninggal dunia di NTT mengharuskan tanggungjawab bersama memerangi rabies.

Editor: Egy Moa
POS-KUPANG.COM/EKLESIA MEI
Kepala Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT, Ruth D. Laiskodat didampingi oleh Kepala Dinas Peternakan NTT, Johanna Lisapaly dan Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT, Prisilia Parera dalam jumpa pers di Kantor Gubernur NTT, Jumat 23 Juni 2023.   

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eklesia Mei

POS-KUPANG.COM, KUPANG-Terhitung sejak bulan Januari - 22 Juni 2023, terdapat 5.940 kasus gigitan hewan penular rabies atau disebut GHPR di Provinsi NTT dan 10 diantaranya meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT, Ruth D. Laiskodat yang didampingi oleh Kepala Dinas Peternakan NTT, Johanna Lisapaly dan Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT, Prisilia Parera dalam jumpa pers di Kantor Gubernur NTT, Jumat 23 Juni 2023.

Ruth Laiskodat menyebutkan, terhitung dari Januari hingga 22 Juni 2023, total kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) sebanyak 5940 kasus. Untuk total kasus meninggal karena rabies sebanyak 10 kasus (0.17 persen) dengan rincian, Kabupaten Manggarai Timur 2 kasus, Ende 2 kasus, Manggarai 2 kasus, Sikka 1 kasus dan paling tinggi di TTS yaitu 3 Kasus.

Selain itu, terhitung dari Januari - 22 Juni 2023, untuk presentase pemberian vaksin anti rabies (VAR) pada kasus GHPR sebesar 84,1 persen atau sebanyak 4.998 orang.

Baca juga: BMKG Provinsi NTT Peringatkan12 Daerah Siaga Kekeringan 

"Saat ini, kita dalam masalah rabies, khusus untuk  8 Kabupaten di Flores - Lembata dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS)," kata Ruth Laiskodat.

Ruth Laiskodat menyebutkan, Dinkes Dukcapil NTT bersama stakeholder Kabupaten TTS, terhitung dari Januari-22 juni 2023 di TTS terdapat 515 kasus gigitan anjing dengan rincian, 448 orang yang belum ada gejala, 63 orang dengan gejala tidak khas, dan 4 orang dengan gejala khas rabies.

"Dinkes NTT melalui instalasi farmasi, kita menyediakan stok vaksin. Untuk VAR, saat ini berjumlah sisa 14.566 vial dan SAR 10 vial. Untuk jumlah vaksin yang sudah keluar terhitung sampai 18 Juni 2023, ada 25.200 Vial VAR dan 220 Vial SAR. Dimana, dari ketersediaan vaksin itu diberikan kepada 8 Kabupaten di Flores-Lembata dan diberikan lebih banyak ke TTS," Ungkap Ruth.

Ruth menyampaikan, Dinkes Dukcapil NTT sudah memberikan pula stok vaksin di Rumah Sakit Kota Kupang, walaupun Kota Kupang tidak ada kasus.

Baca juga: Pasar Modal Bursa NTT Dikuasai 63 Ribu Investor Usia Kerja

"Agar stok vaksin di NTT tidak berkurang, kita sudah mengajukan permintaan vaksin ke Kementerian Kesehatan RI itu 25.000 Var dan 550 Sar agar masyarakat bisa mendapatkan vaksin," tuturnya.

Lebih lanjut, Ruth menghimbau masyarakat NTT bahwa jika terjadi gigitan anjing, maka yang pertama dilakukan adalah mencuci area badan yang digigit tersebut dengan air mengalir dengan detergen selama 15 menit.

"Itu penting dilakukan, karena virus rabies itu akan larut dengan detergen. Kalau itu dilakukan maka 70 persen virus akan keluar dari tubuh kita," kata Ruth.

Selain itu, lanjut Ruth, korban yang digigit itu perlu ditindaklanjuti dengan sarana pelayanan kesehatan.

"Untuk tenaga kesehatan itu ada bagian tata laksana gigitan hewan rabies yang akan melakukan vaksin. Perawatan khusus untuk gigitan rabies, jika demam akan diberi obat demam, kalau lemah diberikan vitamin dan kalau luka akan dijahit dan diberikan obat antibiotik, pemberian vaksin rabies VAR atau SAR," tuturnya. *

Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved