Kasus Rabies di NTT

Saran Dokter Asep Purnama Agar Kasus Rabies TTS Tidak Menyebar ke Kabupaten Lain di Pulau Timor NTT

Sekertaris Komite Rabies Flores-Lembata, Dokter Asep Purnama menjelaskan dalam situasi seperti saat ini, setiap anjing yang ada, patut dicurigai.

Penulis: Gordy Donovan | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/GORDY DONOFAN
ZOOM MEETING - Dokter Asep Purnama saat menyampaikan point-point penting terkait penanganan kasus rabies di NTT, Jumat 30 Juni 2023. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Gordy Donofan

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Jumlah kematian akibat virus rabies yang ditularkan lewat gigitan Hewan Penular Rabies yaitu Anjing di Kabupaten Timor Tengah Selatan sudah mencapai enam orang.

Hingga kini pemerintah setempat terus berupaya melakukan upaya pencegahan agar kasus tersebut tidak menyebar ke wilayah lain atau ke Kabupaten tetangga di Pulau Timor.

Sekertaris Komite Rabies Flores-Lembata, Dokter Asep Purnama menjelaskan dalam situasi seperti saat ini, setiap anjing yang ada, patut dicurigai tertular rabies.

Oleh karena itu, sebisa mungkin hindari kontak dengan anjing yg tidak jelas status vaksinasi dan kepemilikannya.

Baca juga: Anak Tujuh Tahun Korban Meninggal Keenam Gigitan Anjing Rabies di Timor Tengah Selatan

 

Jika memiliki anjing, mohon berkenan mengikat terlebih dahulu dan segera divaksin.

Kematian akibat rabies bisa dicegah dengan melakukan Tata Laksana Gigitan Hewan Penular Rabies.

Kata dia, saat ini benteng pertahanan terakhir kita adalah Tata Laksana Gigitan HPR (TLGH).

Benteng pertahanan terakhir dan satu-satunya, agar kita tidak menjadi korban virus rabies.

Ia menjelaskan setelah digigit HPR segera lakukan mencuci luka dengan sabun atau deterjen dengan air mengalir selama 10-15 menit.

Segera meminta pertolongan ke fasilitas layanan kesehatan terdekat (rabies center) untuk mendapakan VAR (Vaksin Anti Rabies) dan atau SAR (Serum Anti Rabies) jika memang ada indikasi.

Baca juga: Satu Warga Kota Kupang Digigit Hewan Penular Rabies

"Sebaiknya dikandangkan dan segera divaksin. Jadi menular atau tidak tergantung penanganan disana (Timor Tengah Selatan-red). Penanganan yang paling sederhana dan murah kandangkan, ikat Anjing. Kemudian, langkah selanjutnya vaksin anjing dan untuk keselamatan manusia, segera cuci luka, vaksin supaya tidak meninggal. Jadi penyebaran tergantung anjing atau hewan penular lainnya. Kalau manusia fokus kita menyelamatan. Manusia tidak menularkan ke manusia yang lain. Manusia relatif tidak menggigit meskipun dia bisa saja sedikit agresif, tapi punya hati nurani akal budi, dia tidak akan menggigit,"ujar Dokter Asep kepada TRIBUNFLORES.COM Jumat 30 Juni 2023.

"Kata kuncinya, padamkan api rabies di TTS supaya tidak menular, cara paling gampang kandangkan, kalau vaksinasi kan sulit, disana katanya 60 ribu ekor anjing. Dalam waktu serentak itu sulit, karena jumlah vaksin juga terbatas. Selama inikan daerah Timor tidak pernah pesan vaksin untuk anjing, tiba-tiba butuh 6o ribu. 60 ribu itu darimana dapatnya, nah ini sebelum menunggu pengadaan vaksin, langkah strategisnya kandangkan dan ikat anjing. Pemilik anjing kandangkan anjingnya sehingga masyarakat tidak digigit anjing,"ujarnya. (gg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved