Berita Manggarai Barat

Visualisasi Asmara Kumala Jamrud dan Gadis Golo Mori di Labuan Bajo Manggarai Barat

Jingkrak kaki putra putri generasi bangsa, masih bergairah di atas Bukit Golo Mori, Labuan

|
TRIBUNFLORES.COM/PETRUS CRISANTUS GONSALES
Drama Tari The Legend Of Golo Mori Hill di Golo Mori, Labuan Bajo, Manggarai Barat. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Petrus Chrisantus Gonsales

TRIBUNFLORES.COM, LABUAN BAJO - Jingkrak kaki putra putri generasi bangsa, masih bergairah di atas Bukit Golo Mori, Labuan Bajo, Manggarai Barat mengisahkan asmara antara Kumala Jamrud dan Gadis Golo Mori

Kisah cinta Raja Jin dan gadis desa tersebut divisualisasikan lewat pertunjukan The Legend Of Golo Mori Hill pada Minggu (20/7/2025). 

Disaksikan TRIBUNFLORES.COM, para penonton dihibur dengan adegan mula-mula kehidupan kampung Golo Mori ramai, bernuansa suasana desa yang riang. 

Lalu berikutnya suasana jadi sepih, panggung dikosongkan. Munculah sosok Kumala Jamrud yang dikenal Raja Jin begitu perkasa dengan balutan pakaian megah. 

Kemudian penari masuk lagi ke pelataran panggung dan menggiring seorang gadis Desa Golo Mori yang anggun dan cantik menawan. 

 

 

Baca juga: Setelah Rilis Album Baru di Maumere, Cru Father Said Lanjutkan Tur ke Pulau Jawa

 

 

 

 

Asmara cinta antara Kumala Jamrud dan Gadis itu tidak lagi dibantahkan. Dibuktikan mereka menari dan berdendang tanpa seorang pun yang mengusik. 

Adegan berpindah menjadi suasana Desa yang menegangkan. Dimana para wanita desa yang lain berlari menghindari istri Kumala Jamrud. Begitu pula para lelaki Desa Golo Mori yang takut pada sosok Kumala Jamrud. 

Seketika para penari masuk memerankan suasana ketegangan, bibir mereka terlihat komat kamit seperti sedang gosip pada sebuah momok menakutkan. 

Seorang pemeran warga desa mengayunkan tangan di depan perutnya mengisyaratkan seolah-olah ada yang sedang hamil.

 

 

Baca juga: BUMD Milik Pemprov NTT PT Flobamor Benahi Manajemen dan Kerja Sama 

 

Sembari mereka berdiskusi suasana desa itu semakin nampak takkan mereka membawa nyiru rotan dan diisi sayur marungge. 

Tiba-tina saja gadis Desa sebagai istri Kumala Jamrud masuk dalam panggung dengan menggendong anaknya dan meletakan pada sebuah tempat tidur kecil. 

Setelah itu dirinya mendekati para warga desa yang lain. Adegan menyedihkan ada di momen ini. Dimana, gadis itu harus dikucilkan karena asmaranya bersama Raja Jin melahirkan seorang anak. 

Sekalipun dikucilkan, dirinya tidak bergeser selangkah pun. Sesekali ia ditunjuk-tunjuk, dicibir, dicemooh. Ditandai dengan beberapa wanita di dekatnya melempari dirinya dengan tangkai marungge yang kayu ke wajah dan kepalanya.

Tak lama berselang terdengar tangisan bayi hebat. Suara bayi itu seolah-olah sedang mencari ibunya. Namun sepanjang suara tangis itu terdengar, di atas panggung tak seorang pun yang bisa menggendongnya, bahkan dua orang penjaga bayi itu. 

Meskipun mendengar anaknya menangis merintih, gadis desa itu masih duduk bersama wanita desa yang lain. 

Ia tak menghiraukan tangisan anaknya, hingga suara itu berhenti seketika jua. 
Adengan berganti seketika suara sm itu berhenti, barulah dia bergegas menuju anaknya. Malang nasibnya, anak si gadis dan Kumala Jamrud harus kembali kehadirat Allah. 

Secepat mungkin gadis desa itu mengambil selembar kain hitam membungkus anaknya laku pergi jauh perlahan ke atas Bukit Golo Mori

Setiap derap langkahnya perlahan seirama detak jantung. Instrumen kesedihan mengiringi kaki mungil si gadis. 

Tatapan kosong, wajah penuh kemarahan yang tidak kuasa menahan kepedihan isi hati seorang ibu Kehilangan anaknya. 

Satu demi satu anak tangga ditapaki. kian menjauh, kian menghilang tersisa cerita dan kenangan di atas puncak Golo Mori

Seketika suasana desa kembali adem, perlahan masyarakat kembali ke situasi seperti semula kala. Di mana mereka kembali bersukaria menari seoerti tidak ada sesuai yang terjadi di Desa itu. 

 

Baca juga: Kolaborasi GMCC dan NUKA Beach Club Bangun Pariwisata Berbasis Budaya Lokal

 

Dalam Drama Tari ending kesukacitaan warga desa diminta ownonton untuk ikut menari. Terlihat GM The Golo Mori, Aji Munarwiyanto pun turun andil dalam kegembiraan tersebut. 
Seperti itulah suasana visualisasi The Legend Of Golo Mori Hill. 

Perpaduan drama dan tari dari sanggar The Tate Kind Art, Labuan Bajo kian menyatu seiring mentari yang beranjak kembali ke peraduannya. 

Desiran angin, seopoi-seopoi, tidak sekadar menyengat tubuh, tetapi mampu menghipnotis mata penonton yang ada. 

Peragaan ini ditampilkan kurang lebih 20 an pelajar di Labuan Bajo yang tergabung dalam sanggar Tate Kind Art.

Babak demi babak diiringi backsound sesuai adegan yang diperankan. Beberapa bagian adegang, diisi bunyi gong dan gendang yang ditabuh. 

Tabuhan gendang dan bunyi gong menggema di pelataran gedung Golo Mori. Lenggak lenggok para remaja yang menari dan beperan, semakin nyata mengisahkan legenda Golo Mori.

Sepenggal kisah asmara Kumala Jamrud dan gadis Golo Mori berjalan dalam durasi 20 menit. Sungguh ini sebuah penampilan luar biasa dari anak bangsa di Bumi Congka Sae. 

Kumala Jamrud yang saat itu diperankan oleh seorang lelaki berpakaian bangsawan Manggarai. Sedangkan peran gadis desa yang menjadi istri Kumala Jamrud berpakaian seperti seorang ratu.
Para penari yang berperan sebagai masyarakat desa, terlihat berpenampilan layaknya pakaian adat Manggarai seperti biasanya. (moa) 

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved