Berita Ngada

ITB Kembali Dukung Petani Desa Inerie Ngada: Dari VCO hingga Briket Tempurung

Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan

Penulis: Charles Abar | Editor: Ricko Wawo
TRIBUNFLORES.COM/CHARLES ABAR
PENDAMPINGAN-Tim dari Institut Teknologi Bandung (ITB) saat melakukan pendampingan di Desa Inerie, Kecamatan Inerie, Kabupaten Ngada, NTT, Kamis 14 Agustus 2025. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Charles Abar

TRIBUNFLORES.COM, BAJAWA-Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan potensi daerah melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (Pengmas). Desa Inerie, Kecamatan Inerie, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur, menjadi salah satu desa target yang merasakan manfaat berkelanjutan dari pendampingan ini.

Berlokasi di pesisir selatan Pulau Flores, Desa Inerie mengandalkan kelapa sebagai komoditas utama. Sebelumnya, pemanfaatan kelapa di desa ini terbatas pada penjualan minyak goreng tradisional, sehingga nilai tambah bagi petani masih rendah.

Sejak 2023, ITB hadir untuk mengubah pola tersebut melalui Program Pengmas yang dikoordinasikan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), sekarang bernama Direktorat Pengabdian Masyarakat dan Layanan Kepakaran (DPMK).

 

Baca juga: Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas di Nagekeo 2025 Mencapai 26 Kasus, 2 Orang Meninggal Dunia

 

 

 

Dua Tahun Pendampingan Produksi VCO

Selama dua tahun (2023–2024), Tim Pengmas Kelapa ITB telah mendampingi petani Desa Inerie dalam memproduksi minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil/VCO) berkualitas.

Dukungan yang diberikan meliputi instalasi peralatan produksi, pelatihan teknik pengolahan, desain pengemasan, hingga strategi pemasaran. Dalam kondisi  saat ini dimana harga buah kelapa sedang tinggi, keuntungan sekitar Rp400 ribu dapat diperoleh dari setiap ulu (40 butir) kelapa yang diolah menjadi VCO. Keberhasilan ini menjadi tonggak awal yang membuka jalan bagi tahap lanjutan pendampingan.

Tahun Ini: Fokus pada Pengolahan Residu

Tahun 2025, ITB kembali hadir dengan fokus baru: mengolah residu dari proses produksi VCO, khususnya tempurung kelapa, menjadi briket arang. Potensi tempurung kelapa di Desa Inerie sangat besar, namun selama ini sebagian besar hanya menjadi limbah atau dibakar tanpa pemanfaatan optimal.

Tim Pengmas Kelapa ITB tahun ini diketuai oleh Dr. I Dewa Gede Arsa Putrawan dengan anggota Prof. Dr. Sanggono Adisasmito, Dr. Jenny Rizkiana, Dr. Firman Bagja Juangsa, dan Jourdan Firdaus. Dr. Arsa bersama Prof. Sanggono dan Jourdan turun langsung ke Desa Inerie pada 11-12 Agustus 2025 membawa bantuan peralatan produksi briket, memberikan pelatihan kepada petani, memperkenalkan contoh kemasan, hingga mendemonstrasikan penggunaan kompor briket.

“Pemanfaatan tempurung kelapa menjadi briket arang tidak hanya menambah produk bernilai jual, tetapi juga mengurangi masalah lingkungan,” jelas Dr. Arsa, kepada TRIBUNFLORES.COM, Kamis 14 Agustus 2025.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved