Unika St Paulus Ruteng

Bahasa Indonesia: Keniscayaan Menuju Bahasa Internasional

Hal ini tidak salah jika bahasa Indonesia menduduki posisi kelima sebagai bahasa dengan penutur terbanyak setelah bahasa Tiongkok, Inggris

Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/HO-IST
Bernardus Tube Beding, Dosen PBSI Unika Santu Paulus Ruteng. 

Ketiga, merintis komunitas bahasa di lingkungan kampus. Komunitas-komunitas internal kampus, seperti HMPS, HMJ, BEM, UKM memiliki peran penting dalam menduniakan bahasa Indonesia melalui kegiatan-kegiatan praktis kebahasaan. Misalnya, pemilihan duta bahasa Indonesia. Kampanye penggunaan bahasa Indonesia di ruang akademik di kampus, seperti saat perkuliahan, seminar, diskusi, dan lain sebagainya. 

Menjadi salah ketika civitas akademika perguruan tinggi menggunakan bahasa daerah saat berada di wilayah kampus, apalagi saat kegiatan akademik. Tidak salah juga jika terjadi pertukaran pelajar luar negeri atau kunjungan wisatawan mancanegara ke kampus Indonesia, mahasiswa menggunakan bahasa Indonesia dalam proses komunikasi dengan mereka. 

Saya selalu membangun pernyataan dalam konteks-konteks yang tepat, ketika para wisatawan mancanegara datang berkunjung ke Indonesia, masa orang Indonesia dipaksa harus menggunakan bahasa Inggris untuk dapat berkomunikasi dengan mereka. 

Justru, mereka ke Indonesia, maka harus belajar bahasa Indonesia. 

Kehadiran pemandu wisata (tour guide) justru menggunakan bahasa Indonesia dalam peran dan fungsinya di Indonesia, supaya tidak terkesan “menjadi asing di negeri sendiri”. 

Ini realitas yang perlahan-lahan menjauhkan bahasa Indonesia menggapai predikatnya sebagai bahasa internasional. 

Keempat, kemauan untuk terus menulis. 

Tanpa dimungkiri kegiatan menulis merupakan nadi mahasiswa. Menulis harus menjadi “makanan” harian mahasiswa. Keniscayaan menulis sebagai media menduniakan bahasa Indonesia. Tentu, mahasiswa yang mahir menulis dengan baik, karena selalu membaca. 

Mahasiswa yang selalu membaca dan memahami isi bacaan, tentu dapat menulis dengan baik. 

Mahasiswa menulis secara berkala tentang dunia bahasa Indonesia menggunakan bahasa Indonesia yang baik, benar, dan santun merupakan aksi nyata menduniakan bahasa Indonesia. 

Hasil tulisan mahasiswa dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak dalam upaya mengoptimalisasikan penduniaan bahasa Indonesia. 

Tulisan tersebut dapat menjadi inspirasi bagi pihak-pihak tersebut untuk dipertimbangkan dalam memaksimalkan gerakan internasionalisasi bahasa Indonesia. 

Keempat alternatif tersebut dapat dilakukan oleh mahasiswa sebagai wujud kontributif terhadap gerakan penduniaan bahasa Indonesia. 

Tentu, tidak cukup sampai di situ, upaya menduniakan bahasa Indonesia harus didukung dengan langkah-langkah strategis untuk mencapai hasil optimal. 

Selain itu, diperlukan pula upaya-upaya inovatif untuk terus memastikan bahasa Indonesia kukuh menjadi bahasa internasional. Mudah-mudahan. 

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved