Kasus Rabies di NTT

Waspada, Rabies di Timor Tengah Selatan Disebut Ancam Kabupaten Lain di Pulau Timor NTT

Kepala Dinas Peternakan NTT, Johanna Lisapaly menghimbau masyarakat untuk waspada terhadap bahaya rabies di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) NTT.

Editor: Gordy Donovan
TRIBUN FLORES.COM/PAULUS KEBELEN
ILUSTRASI - Tampak seekor anjing. epala Dinas Peternakan NTT, Johanna Lisapaly menghimbau masyarakat untuk waspada terhadap bahaya rabies di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) yang akan mengancam Kabupaten lain di Pulau Timor. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Peternakan NTT, Johanna Lisapaly yang juga didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT, Ruth D. Laiskodat dan Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT, Prisilia Parera dalam jumpa pers di Kantor Gubernur NTT, Jumat 23 Juni 2023. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eklesia Mei

TRIBUNFLORES.COM, KUPANG - Kepala Dinas Peternakan NTT, Johanna Lisapaly menghimbau masyarakat untuk waspada terhadap bahaya rabies di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) yang akan mengancam Kabupaten lain di Pulau Timor.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Peternakan NTT, Johanna Lisapaly yang juga didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT, Ruth D. Laiskodat dan Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT, Prisilia Parera dalam jumpa pers di Kantor Gubernur NTT, Jumat 23 Juni 2023.

"Saat ini rabies memang menyebar di Kabupaten TTS, tetapi Kabupaten lain menjadi Kabupaten terancam," kata Johanna.

Untuk mengantisipasi hal itu, kata Johanna, upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi NTT, selain mengunjungi langsung, juga mengeluarkan instruksi bagi seluruh Daerah di Pulau Timor untuk memproteksi dengan menutup masing-masing Daerah untuk tidak ada pergerakan atau mobilisasi anjing dari Daerah lain.

"Jadi, instruksi itu perlu didukung oleh masyarakat. Memang ada yang lolos membawakan anjing mereka ke tempat lain, tetapi perlu disampaikan ada larangan untuk bawa keluar. Anjing itu perlu diikat, dikandangkan dan divaksin," ujarnya.

Baca juga: Sudah 10 Warga NTT Meninggal Digigit Hewan Penular Rabies

 

Johanna menyebutkan, untuk saat ini terhitung dari Januari hingga 22 Juni 2023 di TTS terdapat 515 gigitan dengan jumlah korban yang meninggal dunia 3 orang.

"Kondisi terkini di TTS terdapat 515 gigitan yang sudah didata. Dengan data itu, tidak semua digigit oleh anjing rabies. Karena kita tahu anjing itu juga tidak boleh diganggu saat sedang makan atau saat sedang menyusui," katanya.

Dengan kejadian itu, kata Johanna terdapat 17.500 dosis vaksin yang akan diberikan dan 6 ribu sudah diturunkan.

Selain itu, ada pula bantuan vaksin dari unit pecinta anjing bahkan melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian.

"Dari Badan Kesehatan dunia membantu untuk NTT 200 ribu dosis vaksin. Pertama dikirim 100 ribu dosis. Dari Balai Karantina Kota Kupang sudah memberikan informasi akan masuk 100 ribu dosis semoga awal juli sudah bisa diterima sehingga bisa diteruskan ke Kabupaten TTS dan di Pulau Flores-Lembata. Kita akan terus melakukan itu," ungkapnya.

Johanna menegaskan, Pemerintah di pulau Timor harus melakukan pendataan terkait dengan kasus rabies ini. Sebagai antisipasi penyebaran kasus, pihaknya telah membentuk satgas dan posko pencegahan dan penanganan rabies.

"Kita harapkan Timor Tengah Selatan jangan menyebar ke Daerah lain. Oleh karena itu, kami sudah membentuk satgas masing-masing Daerah untuk adakan posko penanganan dan pengendalian oleh setiap stakeholder," pungkasnya.

Lebih lanjut, Johanna menyebutkan, adapun ciri-ciri dari anjing yang terinfeksi rabies yaitu menyendiri, reaktif, ingin gigit apapun yang ada di sekelilingnya, gelisah , takut air dan takut cahaya.

Baca juga: TNI bersama Pemdes Kolbano di TTS Eliminasi Anjing Liar untuk Cegah Penyebaran Virus Rabies

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved